Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menanggapi sikap Menteri Agama Fachrul Razi yang mengomentari pakaian ASN soal celana cingkrang dan penutup wajah.
ADVERTISEMENT
Apalagi, Fachrul kala itu mengaitkan celana cingkrang dengan kasus penusukan Mantan Menkopolhukam Wiranto di Pandeglang, Banten, beberapa waktu lalu.
Ma'ruf menganggap tidak tepat jika Fachrul ingin memberantas radikalisme dengan mengatur cara orang berpakaian. Radikalisme seharusnya diberantas dari akar masalahnya.
"Yang harus kita luruskan itu aspek-aspek yang lebih substansial, ininya. Yang lainnya itu mungkin kembangan-kembangannya. Tapi prinsipnya itu sumber masalahnya," kata Ma'ruf di Kantor Wapres, Jumat (8/11).
"Supaya kalau kita menggaruk itu di tempat yang gatal. Jangan digaruk bukan di tempat yang gatal, kira-kira begitu," lanjut Ma'ruf.
Komentar Ma'ruf soal radikalisme pertama kali disampaikan saat pembekalan peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri. Ma'ruf tak sepakat jika persoalan radikalisme dikaitkan dengan cara orang berpakaian.
"Radikalisme itu bukan soal pakaian, tapi cara berpikir, cara bersikap, perilaku, dan cara bertindak. Upaya yang harus kita lakukan, [ialah] meluruskan cara berpikir, sikap bertindak, dan gerakan-gerakannya. Perlu ada upaya intensif tentang kontra-radikalisme dan deradikalisasi," lanjut Ma'ruf.
ADVERTISEMENT
Pernyataan Fachrul terkait penggunaan celana cingkrang hingga penutup wajah di kalangan ASN memang menuai pro dan kontra. Sama seperti Ma'ruf, Sekretaris Jenderal GP Ansor, Abdul Rochman, mengatakan, penggunaan celana cingkrang dan penutup wajah seharusnya tidak perlu dipersoalkan.
“Radikalisme itu bukan sekadar pakaian. Orang bisa saja menggunakan celana cingkrang dengan model macam-macam,” ungkap Abdul di Kantor Pusat GP Ansor, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (7/11).
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini