Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Masa Kecil Gusmalayanti: Berenang di Sungai dan Berjuang Lawan Polio
28 September 2018 11:20 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Tak ada yang mengira hobi Gusmalayanti , bermain air di sungai malah menjadikannya sebagai atlet renang tumpuan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Perjalanannya untuk menjadi seorang atlet tidaklah mudah. Mulanya perempuan yang akrab disapa Gusmala ini bekerja di sebuah pabrik garmen. Hingga akhirnya pada tahun 2008, Gusmala berhasil lolos kejuaraan nasional dan masuk ke pelatnas.
Sejak usia 3 tahun, Gusmala sudah berkenalan dengan arus sungai bahkan tak takut menceburkan diri dan belajar berenang.
Meski mengidap polio sejak lahir, hal tersebut tak banyak menghambat aktivitas Gusmala dalam bersosialisasi. Ia tetap percaya diri serta tumbuh menjadi sosok pemberani.
"Kalau saya pede (percaya diri) saja karena saya dulu kecilnya jarang di rumah kayak gitu, enggak terlalu dipaksain di rumah karena terlalu malu, enggak. Saya biasa aja berbaur dengan teman-teman, malah renang di sungai sama teman-teman gitu," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Menekuni olahraga renang sebagai penyandang tuna daksa tentu tak mudah dijalani oleh ibu satu anak ini. Gusmala mengaku, polio yang dideritanya terkadang menjadi kendala saat terlalu keras berlatih renang.
"Kalau di saat sprint itu kadang kan kaki saya kan polio jadi kalau sprint terlalu lama, jadi dia akan menurun. Kaki saya itu turun sendiri gitu, itu kendalanya melemah," ujar Gusmala.
Meski kondisi fisiknya tak sekuat atlet bertubuh normal, Gusmala tak menyerah, ia tetap semangat menjalani latihan demi latihan demi bisa memberikan performa terbaik di Asian Para Games 2018 mendatang.
Gusmala bercerita, tahun 2017 menjadi tahun yang berkesan sekaligus membanggakan baginya. Ia berhasil menyabet medali emas meski sebelumnya tak diunggulkan dalam ASEAN Para Games 2017 di Malaysia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Gusmala juga sukses merebut 3 medali emas di ASEAN Para Games di Solo tahun 2011, serta 2 perak pada ASEAN Para Games di Singapura tahun 2015.
Mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional menjadi kebahagiaan yang tak ternilai bagi Gusmala. Melihat bendera pusaka berkibar tinggi di antara rentetan bendera negara lainnya adalah impian Gusmala yang ingin diwujudkan.
Tahun ini, di Asian Para Games 2018, Gusmala berharap bisa mempersembahkan emas untuk Indonesia.
kumparan akan menyajikan story soal atlet-atlet penyandang disabilitas kebanggaan Indonesia dan hal-hal terkait Asian Para Games 2018 selama 10 hari penuh, dari Kamis (27/9) hingga Sabtu (6/10). Saksikan selengkapnya konten spesial dalam topik ‘Para Penembus Batas ’.
ADVERTISEMENT