Masalah Finansial dan Kesepian Jadi Pemicu Utama Gangguan Kesehatan Mental di RI

11 Oktober 2022 12:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mendukung orang tersayang yang mengidap gangguan mental. Foto: Odua Images/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mendukung orang tersayang yang mengidap gangguan mental. Foto: Odua Images/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebanyak 52 persen masyarakat Indonesia mengaku mengalami gejala gangguan kesehatan mental. Hal tersebut terungkap dalam survei Populix yang diterima kumparan, Senin (10/10).
ADVERTISEMENT
Survei tersebut dilakukan secara online melalui aplikasi Populix terhadap 1.005 responden laki-laki dan perempuan berusia 18-54 tahun. Penelitian dilakukan pada 16-17 September 2022.
Nah, sebanyak 59 persen di antaranya mengaku masalah finansial sebagai faktor pemicu utama terkait masalah kesehatan mental yang mereka alami. Sementara itu, faktor pemicu terbesar lainnya adalah kesepian, yakni 46 persen.
Populix juga menemukan bahwa sebanyak 10 persen responden mengalami diskriminasi dan stigma yang mampu mencetus gejala-gejala kesehatan mental. Tak hanya itu, 5 persen responden merasa faktor lainnya adalah mendapat komentar buruk di media sosial.
Menurut Direktur Kesehatan Jiwa Kemenkes drg. R. Vensya Sitohang, M.Pid, penyebab gangguan kesehatan mental secara umum tidak berbeda di antara kelompok usia. Gejalanya bisa dipengaruhi banyak faktor.
ADVERTISEMENT
"Sesuai teori lingkungan, maka dampak paling kuat berasal dari lingkungan terdekat, yakni individu, keluarga, dan masyarakat," kata drg. Vensya saat dihubungi kumparan, Selasa (11/10).
Meskipun berhubungan dengan kondisi sosial lingkungan dan hubungan antarmanusia, gangguan kesehatan mental juga bisa muncul karena faktor biologis. Menurut Direktur RSJ Lawang dr. Celestinus Eigya Munthe, Sp.KJ, pemicu lain dapat berupa penyalahgunaan obat.
“Narkoba, ya, itu jelas mengganggu perkembangan kesehatan jiwa melalui gangguan fungsi sistem sarafnya. Lalu misalnya gangguan alkohol, menggunakan mengkonsumsi alkohol secara terus-menerus secara berlebihan,” jelas dr. Celestinus kepada kumparan, Senin (10/10).
Dia menyebut bahwa remaja dan dewasa yang mengalami gangguan kesehatan mental sering dipicu dari kebiasaan merokok. Namun, biasanya diawali dengan gangguan fisik.
ADVERTISEMENT
“Pada akhirnya akan mengganggu pada sistem perkembangan kesehatan mental. Karena kesehatan fisik dan mental itu kan satu kesatuan jadi kompleks sekali masalah gangguan kesehatan jiwa ini,” imbuhnya.