Masih Ada Warga Datang Langsung ke Wisma Atlet, tapi Baiknya Lapor Call Center

15 Juli 2021 18:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan Rumah Sakit COVID-19 Wisma Atlet berjalan membawa kotak obat pasien di Jakarta, Jumat (26/2/2021). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan Rumah Sakit COVID-19 Wisma Atlet berjalan membawa kotak obat pasien di Jakarta, Jumat (26/2/2021). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Wisma Atlet masih terus kedatangan pasien corona. Jumlahnya juga terus meningkat di tengah lonjakan kasus corona di Jakarta dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut Koordinator Humas RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Kolonel Kes. dr Mintoro Sumego setidaknya ada 3 cara bagi warga yang terpapar untuk dapat menjalani perawatan atau isolasi di fasilitas RSDC.
"Ada kita yang masuk itu adalah yang mandiri datang sendiri. Siapa yang mau nolak datang sendiri, ya sudah kita layani. Yang kedua rujukan dari puskesmas, ketiga adalah mereka yang lewat call center Wisma Atlet," ujar Mintoro dalam pernyataanya melalui kanal YouTube BNPB, Kamis (15/7).
Salah satu ambulans membawa pasien COVID-19 tiba di IGD Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/9). Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
Dari ketiga cara tersebut, pendaftaran via call center. disebut Mintoro, jadi langkah yang paling disarankan untuk pasien terpapar COVID. Setelah laporan disampaikan via call center, kata Mintoro, nantinya akan ada tim skala mikro di tingkat RT/RW yang bergerak untuk mendata pasien terpapar.
ADVERTISEMENT
Dari laporan tersebut, nantinya pihak puskesmas terdekat akan menghubungi pasien terpapar mulai dari mendata hingga mengecek kondisi kesehatan pasien. Apakah dapat menjalani perawatan atau isolasi di RSDC atau cukup hanya menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah.
"Nah dengan lewat call center ini sebetulnya sangat menguntungkan bagi pasien. Jadi setelah dia hubungi call center seperti yang disampaikan dokter Alex sebetulnya dia kena COVID dia lapor dulu ke PPKM skala mikro di tingkat RT RW, nanti tingkat RT RW akan melapor ke tingkat kecamatan," ucap Mintoro.
"Kecamatan atau desa atau puskesmas, nanti pihak puskesmas yang akan menghubungi kita. Setelah mereka mendapatkan informasi namanya siapa terus gejalanya seperti apa," sambungnya.
Berangkat dari fasilitas call center itu, kata dia, pihak RSDC juga dapat melakukan skrining terhadap tingkat keparahan yang dialami pasien. Pasien dengan gejala yang sedang hingga cukup berat, dipastikan Mintoro masih akan jadi prioritas bagi pihak RSDC untuk ditangani.
Sejumlah tenaga kesehatan memakai alat pelindung diri (APD) bersiap merawat pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
"Dari call center nanti akan menghubungi lagi, call center nanti akan mengatur baiknya kalau tidak ada gejala sebaiknya bertahan atau datang lagi setelah jam segini. Nanti dia sampai di IGD Wisma Atlet itu sudah kosong sudah memang sudah diatur," ungkap Mintoro.
ADVERTISEMENT
Karenanya, ia meminta kepada para pasien untuk tidak panik bila terpapar virus corona ini. Konsultasikan terlebih dahulu kondisi kesehatan dengan faskes terdekat, sehingga nantinya dapat ditentukan faskes apa yang disarankan sebagai lokasi perawatan.
"Jadi dengan adanya seperti ini bagus sekali. Dan kita sudah mengatur juga dengan mengatur call center juga nanti akan diarahkan sebaiknya ke wisma Nagrak, jadi tidak langsung ke wisma atlet tapi ke Nagrak," kata Mintoro.