Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Masih Buron, Pria yang Bunuh Ibunya di Semarang Dikenal Suka Marah-marah
19 Februari 2025 14:57 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Pria yang membunuh ibu kandungnya di Kota Semarang, Jawa Tengah, Imam Ghozali (37), ternyata dikenal sebagai sosok yang keras dan temperamen. Sebelum membunuh ibunya, pelaku bahkan mencoba membunuh sang ayah.
ADVERTISEMENT
Ayah pelaku sekaligus suami korban, Moh Ghozali (65), mengatakan sang anak memang kerap mengamuk dan marah-marah apabila permintaannya tak dituruti.
"Anaknya memang adigung, kemaki. Memang suka marah-marah, mengamuk. Sebelum peristiwa ini malah saya yang mau dibunuh, sudah sempat menodongkan sajam ke saya tapi saya tangkis," ujar Ghozali di lokasi, Selasa (19/2).
Saat peristiwa itu, Ghozali mengaku sedang tidak di rumah. Ia pun kaget ketika dikabari sang istri dianiaya secara sadis oleh anak sulungnya itu.
"Saya kaget sekali, waktu itu cuma berdua sama ibunya di rumah. Karena memang yang tinggal di sini saya, Imam dan ibunya. Adik-adiknya sudah nikah semua," jelas dia.
Ia menyebut, belakangan ini pelaku memang kerap ribut soal rumah warisan. Kepada korban dan dirinya, pelaku meminta agar rumah yang mereka tinggali diserahkan ke pelaku.
ADVERTISEMENT
"Kerjanya cuma minta uang, pengangguran. Terakhir-terakhir lagi minta rumah ini buat dijual tapi nggak dibolehin," ungkap dia.
Moh Ghozali tampak geram saat menceritakan sosok anaknya itu. Bahkan, ia sempat meminta anaknya itu dihakimi massa saja alih-alih ditangkap polisi. Menurutnya, hukuman penjara tidak cukup untuk menebus dosanya.
"Saya pengennya kalau ketangkap di-massa saja, nggak usah dihukum, dipidana karena percuma," tegas Ghozali.
Sementara itu, Ketua RT setempat Rohmat Widodi menyebut, pelaku dan korban sering terlibat cekcok. Di lingkungan rumahnya, pelaku dikenal sebagai anak yang berandal dan kasar.
"Sering saya lerai kalau cekcok sama keluarganya. Memang anaknya kemaki (songong)," kata Rohmat.
Peristiwa pembunuhan ini terjadi di Gunungsari RT 10 RW 9, Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari Kota Semarang pada Selasa (18/2) sekitar pukul 23.15 WIB.
ADVERTISEMENT
Korban, Salamah (62) ditemukan warga di depan rumahnya dalam kondisi bersimbah darah. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit namun nyawanya tak tertolong.