Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Masjid Agung Paris Imbau Umat Islam Pilih Macron di Pilpres Prancis
23 April 2022 21:35 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Umat Islam Prancis menghadapi pilihan sulit dalam memberikan suaranya pada pilpres yang akan memasuki putaran kedua pada Minggu (24/4).
ADVERTISEMENT
Ekstremis sayap kanan Marine Le Pen memiliki program yang keras terhadap imigran dan umat Islam. Sedangkan Emmanuel Macron selama menjabat presiden juga dinilai kurang bersahabat dengan umat Islam.
Namun, di antara pilihan sulit itu, pemimpin Masjid Agung Paris menyarankan umat Islam Prancis yang jumlahnya sekitar 9 persen untuk memberikan suaranya kepada Macron.
“Kita tidak memiliki hak untuk menggadaikan masa depan anak-anak kita dengan tetap menjadi saksi pasif dari bencana politik yang akan datang. Ayo pilih Emmanuel Macron!” ujar pemimpin Masjid Agung Paris yang merupakan keturunan Aljazair, Chems-Eddine Hafiz, dalam video yang diposting di akun Twitter masjid @mosqueedeparis, dikutip Sabtu (23/4).
Masjid Agung Paris dibangun setelah Perang Dunia I sebagai ucapan terima kasih Prancis kepada tentara Muslim dari koloni dalam melawan pasukan Jerman.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Hafiz mengimbau umat Islam untuk tidak abstain atau memberikan suara kosong pada pemungutan suara hari Minggu besok.
“Abstain dari pemungutan suara dan memberi suara kosong akan memperkuat (ekstremis) sayap kanan,” ungkapnya.
"Bagaimana bereaksi terhadap kedengkian yang menjadi hal biasa dan menguasai pikiran orang-orang ini (ekstremis sayap kanan)?” tanya Hafiz, lantas menjawab sendiri pertanyaan itu,”Dengan memberikan suara untuk kelangsungan Republik.”
Tak cuma pesan video, imbauan juga disebarkan dalam bentuk surat tertulis.
Imbauan memilih Macron juga diserukan oleh pemimpin masjid lainnya, seperti imam masjid di Villeurbanne, Azzdine Gaci.
Dia menegaskan, pemberian suara pada Macron bukan bentuk dukungan, tapi lebih pada upaya mencegah ekstremis sayap kanan berkuasa.
Marine Le Pen Berencana Larang Jilbab
Pada debat Macron dan Le Pen pada Rabu (20/4) yang disiarkan secara nasional, Le Pen mengemukakan rencananya melarang pemakaian jilbab di tempat umum yang menurutnya bertujuan membebaskan perempuan Muslim dari seragam yang dikenakan “para Islamis”.
ADVERTISEMENT
Meski akan melarang jilbab jika menang, Le Pen menambahkan, dirinya ”tidak berperang melawan Islam.”
Macron menentang usulan larangan jilbab dengan mengatakan hal itu tidak konstitusional dan akan menciptakan “perang saudara.”
Macron mengatakan undang-undang 1905 tentang sekularisme bukan untuk "memerangi agama."
“Bersama saya, tidak akan ada larangan jilbab, yarmulkes, dan simbol-simbol keagamaan,” kata Macron, dikutip dari Anadolu.
Macron banyak mendapat tanggapan positif pada debat hari Rabu itu.
Menurut jajak pendapat terbaru, Macron berada di atas angin. Dia berada 10 persen di atas Le Pen.