Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Masjid Falatehan, 'Klinik' Bagi Pekerja dan Warga di Kawasan Blok M
1 Juli 2017 14:42 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Masjid Falatehan, Jakarta Selatan. Diresmikan pembangunannya pada 18 Mei tahun 1985 silam, oleh Wahyu Hagono, Direktur Utama Perum Peruri kala itu.
ADVERTISEMENT
Memiliki kesan bangunan tua, bercat hijau, yang mendominasi seluruh sisi masjid, tak ada yang menyangka, masjid beratap genteng hitam ini akan terkenal dalam waktu sekejap karena peristiwa di Jumat (30/6) malam.Â
Waktu itu malam turun. Masjid mengumandangkan azan, tanda waktu salat Isya datang. Tidak ada yang mencurigakan, salat berjalan seperti biasanya di malam itu.
Tiga saf terdepan terisi penuh, imam segera menyelesaikan duduk tahiyat akhir, namun hal tak disangka tiba-tiba mendekat, seorang bertubuh besar berbaju biru tiba-tiba bangun dari barisan safnya menghampiri dan menusuk dua anggota polisi yang sedang beribadah.Â
Rupanya sang pelaku juga ikut salat bersama sang korban sebelum melakukan penusukan. Pelaku melarikan diri menuju keluar masjid. Namun dengan sigap polisi melumpuhkan pelaku dengan timah panas hingga tewas, tak jauh dari lokasi masjid.Â
ADVERTISEMENT
Terlepas dari peristiwa penusukan semalam, rupanya masjid ini punya ceritanya sendiri.Â
Masjid pernah mengalami renovasi pada tahun 1996. Pembangunan masjid sendiri dimulai sekitar tahun 80-an dan seiring berjalannya waktu berhasil memberikan kesan bagi para pengunjungnya yang datang.
Bangunan ini awalnya berbentuk rumah, namun sedikit demi sedikit ujar salah satu pengurus masjid, dibangun menjadi besar demi kepentingan ibadah umat.
"Dari tahun 80an lah dibangun ini. Dulu bekas rumah direnovasi sedikit-sedikit akhirnya jadi kelihatan seperti masjid," ujar Chairudin (52) saat diwawancarai kumparan (kumparan.com) di dalam Masjid Falatehan, Jakarta Selatan, Sabtu (1/7).
Ada sisi lain ketika kumparan mewawancarai pengunjung lain usai waktu Zuhur. Sebut saja Udin (39). Ia mungaku selalu sengaja menyempatkan dirinya hampir setiap beribadah di masjid ini. Daya tarik keindahan kemandang azan dan kajian usai salat zuhur selalu ia nantikan di hari kerja.
ADVERTISEMENT
"Sering salat disini juga, sekalian istirahat kalau lagi capek nyetir," ujar Udin, (39) salah seorang sopir taksi yang sedang menunggu waktu zuhur tiba.
"Enak azannya enak. Engga tau ada kejadian saya, kaget juga," sambung pria asli Citayam tersebut.
Masjid ini bak klinik pengobat hati bagi pekerja dan warga di kawasan Blok M. Masjid ini di area komplek Peruri yang berada tak jauh dari Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, dan hanya 200 meter dari terminal Blok M.
Masjid ini cukup rutin menggelar kajian setiap hari Senin hingga Kamis. Usai zuhur siapapun bebas mengikuti kajian ini. Salah satunya Udin sang sopir taksi yang sering menyempatkan hadir.
"Kajiannya bagus, kalau saya rumah dekat mah saya sering kesini deh," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Hal senada juga dirasakan pengunjung lain yang enggan menyebutkan namanya. Lelaki itu tua, beruban dan berkemeja gelap, Ia mengaku sudah mengenal masjid ini 17 tahun lamanya, baik masjid itu sendiri maupun para pengurus yang sudah meninggal dunia beberapa waktu lalu.Â
Masjid ini, katanya memberikan kesan teduh dalam hatinya. Pensiunan pegawai departemen pertanian ini mengaku, ada hal yang berbeda ketika memasuki masjid, sebagai jamaah.
"Ada daya tarik lingkungan yang melekat di sini," ujarnya kepada kumparan.
"Saya jemaah sudah puluhan tahun. Seminggu itu paling saya alpa (salat dan kajian usai zuhur) sehari dua hari. Contohnya, yang ikut kajian di sini banyak. Kalau hari kerja masjid ini bisa ramai. Sudah pensiunan tua nyari ibadah saja lah," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, kedua jamaah ini mengaku tak menyangka akan ada peristiwa penusukan kepada dua anggota polisi, Jumat (30/6) lalu. Seperti diketahui, saat pihak kepolisian masih belum memberikan keterangan resmi terkait tindakannya melumpuhkan pelaku hingga tewas.Â
Wakapolri, Komjen Pol. Syafruddin menduga adanya keterkaitan peristiwa penusukan ini dengan kelompok ISIS. Syafruddin yang ditemui usai menggelar zikir bersama dalam rangka HUT Bhayangkara ke-71 Syafruddin mengaku saat ini polisi sedang melakukan pendalaman terhadap bukti, olah TKP dan kesaksian warga terkait hubungannya dengan aksi dan kelompok ISIS.