Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Masjid raya Jakarta yang diberi nama Masjid Agung Hasyim Asy'ari dibangun dengan konsep khas Betawi. Penampakan bangunan mulai dari atap hingga beberapa sisinya sangat kental dengan budaya Betawi.
ADVERTISEMENT
Ornamen khas budaya Betawi bisa dilihat dari bentuk pagar dengan ornamen gigi balang di setiap pagarnya membuat cantik masjid yang berdiri megah ini.
Seperti disampaikan presiden Joko Widodo saat peresmian Masjid pada Sabtu (15/4), bangunan masjid ini mengambil inspirasi dari rumah batang. Hal itu dapat terlihat dari pilar-pilar masjid yang berdiri kokoh di sekelilingnya.
Masjid sejatinya memiliki ciri khas. Yang paling dominan adalah kubah dan kaligrafi.
Seperti banyak masjid di Jakarta, tengoklah salah satunya yaitu Istiqlal, yang memiliki bentuk kaligrafi pada sisi depan dan di dalam kubahnya yang besar itu.
Namun, dua hal itu tidak terlihat di Masjid KH Hasyim Asyari. Tidak ada kubah dan kaligrafi di bangunan masjid.
ADVERTISEMENT
Menjajaki anak tangga, menuju lantai 2 tak melihat adanya kaligrafi. Hanya foto almarhumah, pendiri bangsa KH Hasyim Asy'ari saja yang ada di muka pintu masuk masjid menuju anak tangga ke lantai dua.
Tak berhenti sampai di situ, di pelataran bawah dan sebelah kanan dan kiri bagian belakang masjid yang penuh dengan ruangan serbaguna, tetap tidak ditemukan kaligrafi.
Anak tangga demi anak tangga dilewati. Kemudian bergerak menuju ruangan ibadah utama, tetap tidak ditemukan kaligrafi.
Seperti diketahui, masjid raya Jakarta dibangun di atas tanah seluas 2,4 hektar dengan luas bangunan seluas 16.985 meter persegi.
Masjid ini diperkirakan bisa menampung sekitar 12.500 jemaah. Dalam pembangunannya, masjid itu menelan biaya pembangunan sebesar sekitar Rp 170 miliar.
ADVERTISEMENT