Masjid Syiah Diserang, Ayatollah Khamenei Janji Balas Dendam

28 Oktober 2022 11:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei. Foto: Official Khamenei website via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei. Foto: Official Khamenei website via REUTERS
ADVERTISEMENT
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, bersumpah akan membalas pihak yang mengancam keamanan negara. Peringatan itu menyusul serangan bersenjata yang melanda Masjid Syiah di Kota Shiraz di wilayah selatan Iran pada Kamis (27/10).
ADVERTISEMENT
Serangan tersebut diklaim oleh kelompok teroris ISIS. Khamenei lantas menegaskan, para penyerang pasti akan menemui hukuman. Dia kemudian menyerukan persatuan kepada masyarakat.
"Kita semua memiliki kewajiban untuk menghadapi musuh dan agen pengkhianat," jelas Khamenei dalam sebuah pernyataan yang dibacakan di televisi pemerintah, dikutip dari Reuters, Jumat (28/10).
Seruan untuk persatuan tampaknya ditujukan kepada loyalis pemerintah. Sebab, mereka menghadapi protes nasional sejak kematian Mahsa Amini pada 16 September. Amini meninggal dunia usai diduga mengalami penyiksaan dalam tahanan Polisi Moral Iran.
Darah dan kerusakan terlihat setelah serangan di Masjid Syiah, di Shah Cheragh, Shiraz, Iran, Rabu (26/10/2022). Foto: Amin Berenjkar/WANA via Reuters
Serangan terhadap sebuah masjid Syiah, yang disinggung Khameneni terjadi pada Rabu (26/10). Saat itu, tiga orang bersenjata menewaskan 15 jemaah dan mencederai 40 lainnya ketika mereka melaksanakan salat maghrib di Masjid Shah Cheragh. Media pemerintah mengaitkannya dengan teroris takfiri, yaitu kelompok militan Sunni garis keras seperti ISIS.
ADVERTISEMENT
Para pejabat mengatakan, otoritas telah menangkap pria bersenjata atas serangan itu. Tersangka berada dalam kondisi kritis usai ditembak polisi. Rekaman CCTV menunjukkan penyerang memasuki masjid dengan senapan serbu dalam tas. Dia kemudian menembaki para jemaah yang berusaha melarikan diri atau bersembunyi.
"Kami belum bisa menginterogasinya," jelas Wakil Gubernur Fars, Easmail Mohebipour.
Ilustrasi ISIS. Foto: Ahmad Al-RUbaye/AFP
ISIS pernah menjadi ancaman keamanan bagi seluruh Timur Tengah. Pihaknya kerap mengeklaim tanggung jawab atas rentetan pembantaian pula di Iran, termasuk serangan yang menargetkan parlemen dan makam pendiri Republik Islam pada 2017.
Pemerintah sering kali menuduh Barat dan saingan-saingan regionalnya—seperti Israel dan Arab Saudi—mengobarkan serangan semacam itu di Iran. Tetapi, sejak mencapai puncak kekuasaan, ISIS menyelinap kembali dalam bayang-bayang.
ADVERTISEMENT