Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Massa Guru Padati PN Andoolo Konawe Dukung Supriyani yang Jalani Sidang
24 Oktober 2024 11:57 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Supriyani, guru honorer SDN 4, Kecamatan Baito, Konawe Selatan. Supriyani menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri Andoolo, Kabupaten Konawe Selatan, Kamis (24/10). Supriyani didakwa menganiaya muridnya MCD (7 tahun).
ADVERTISEMENT
Ribuan guru yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia atau PGRI memadati PN Andoolo. Mereka memberikan dukungan kepada Supriyani.
Massa guru mulai memadati PN Andoolo sejak pukul 09.00 WITA. Mereka berangsur-angsur datang mengelilingi kantor pengadilan dengan menggunakan baju kesatuan PGRI dengan meneriakkan kata "hidup guru".
Salah seorang guru SDN 2 Andoolo Darma di PN mengatakan bahwa aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas sesama guru, terlebih lagi ada guru yang tertindas.
"Sebagai guru harus kawal terus kasus ini. Saya rela tidak masuk mengajar untuk membela saudara saya ini (Supriyani)," kata Darma dikutip dari Antara, Kamis (24/10).
Darma mengatakan, selama dia menjadi guru dalam kurun waktu 22 tahun, tidak akan ada guru yang tega menyakiti anak didiknya seperti itu, apalagi siswa yang menjadi korban dalam tuduhan kasus Supriyani itu masih duduk di bangku kelas 1 SD.
ADVERTISEMENT
"Sekejam apa pun guru itu tidak akan pernah sampai tega. Saya memang sering juga mengomel di sekolah, tetapi tidak pernah pukul anaknya orang," ujarnya.
Darma mengungkapkan bahwa alasan mereka ke PN Andoolo hanya untuk menuntut kepada para penegak hukum untuk membebaskan Supriyani.
Di kesempatan yang sama, Ketua PGRI Kecamatan Palangga Selatan Abdurrahim mengatakan aksi tersebut merupakan bentuk dukungan dari rekan seprofesi guru untuk memberikan dukungan kepada Supriyani yang tengah tertimpa musibah.
"Bukan itu saja, kami berharap dari kasus ini tidak ada lagi Supriyani-Supriyani lainnya. Kami juga berharap kepada pihak-pihak seperti dugaan Rp50 juta itu bisa benar-benar ditelusuri," ucap Abdurrahim
Ia berharap ke depannya kasus-kasus yang mengkriminalisasi guru di Indonesia ini tidak terjadi lagi.
ADVERTISEMENT
Aksi di depan PN Andoolo tersebut berlangsung secara damai dan kondusif hingga sekitar pukul 10.45 WITA. Mereka lantas meninggalkan PN usai pelaksanaan sidang pembuka Supriyani selesai.