Massa Jogja Memanggil Bakar Water Barrier di Depan Istana Kepresidenan Yogya

20 Februari 2025 15:50 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Massa Jogja Memanggil membakar water barrier atau pembatas jalan di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta atau Gedung Agung, Kamis (20/2/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Massa Jogja Memanggil membakar water barrier atau pembatas jalan di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta atau Gedung Agung, Kamis (20/2/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Massa Jogja Memanggil membakar water barrier yang menjadi pembatas jalan di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta atau Gedung Agung, Kamis (20/2).
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan, ada dua water barrier yang dibakar massa aksi.
Sementara itu, massa lainnya masih terus berorasi dari atas mobil.
Massa memulai aksi turun ke jalan sejak pagi tadi dengan titik kumpul di tempat parkir Abu Bakar Ali.
Massa kemudian long march sampai di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta.
Massa Jogja Memanggil di Jalan Malioboro, Kamis (20/2/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sepanjang Jalan Malioboro mereka terus menyampaikan orasinya. Termasuk berhenti dan berorasi di depan kantor DPRD DIY.
"Kami Jogja Memanggil mengadakan aksi turun ke jalan di mana kawan-kawan kami semua di Jakarta, di Bandung, di Surabaya, di Makassar, sudah melakukan aksi juga," kata Juru bicara Jogja Memanggil Semanof di lokasi aksi.
"Bahwa kita tahu semua aksi belakangan hari ini terjadi karena ucapan kurang ajar dari Prabowo yang mengatakan bahwa rakyat itu adalah manusia rendah," katanya.
ADVERTISEMENT
Massa Jogja Memanggil membakar water barrier atau pembatas jalan di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta atau Gedung Agung, Kamis (20/2/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Jogja Memanggil mengkritisi sejumlah hal seperti naiknya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) jadi 12 persen, kelangkaan LPG 3 kilogram, dan makan bergizi gratis (MBG) yang dinilai didasari pada ambisi semata.
Kemudian massa juga menyoroti munculnya dwifungsi dan militerisasi, UU Cipta Kerja yang tak berpihak ke pekerja, hingga pemangkasan anggaran pendidikan rakyat.