Masyarakat Bangka Belitung Mulai Bermigrasi ke Siaran TV Digital

14 November 2021 10:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mercusuar menjadi bagian destinasi objek wisata Pulau Lengkuas di Sijuk, Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Mercusuar menjadi bagian destinasi objek wisata Pulau Lengkuas di Sijuk, Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Foto: Shutterstock
Pemerintah terus mendorong percepatan siaran TV digital di seluruh Indonesia. Migrasi ini tak hanya menjadi upaya untuk mempersiapkan era ekonomi digital di tanah air, ia juga sekaligus mendukung industri elektronika, industri kreatif, lembaga penyiaran swasta, serta lembaga penyiaran lokal.
Kementerian Kominfo pun mengajak masyarakat beralih ke TV digital dan tidak menunda-nunda. Meski jadwal penghentian siaran TV analog direncanakan 2 November 2022, masyarakat akan lebih cepat merasakan manfaatnya jika beralih ke TV digital lebih awal.
Di Bangka Belitung, pemerintah setempat akan menghentikan siaran TV analog (ASO) dalam tiga tahap. Tahap pertama 30 April 2022 dilaksanakan di Bangka Tengah, tahap kedua 25 Agustus 2022 di Bangka Barat, dan tahap terakhir 2 November 2022 di Belitung Timur.
Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika, Philip Gobang, mengatakan TV digital memiliki kualitas penyiaran yang lebih baik daripada TV analog.
"Ada banyak hal yang bisa diperoleh atau keuntungan bermigrasi dari siaran TV analog ke siaran TV digital, yaitu kualitas penerimaan audio visual, kualitas isi dan program meningkat jauh. penerimaan yang lebih tajam, suara jernih dengan kombinasi pelayanan data yang interaktif," katanya dalam talk show daring bertajuk “Bangka Belitung Siap Analog Switch Off (ASO)”, Kamis (11/11).
Sementara itu, Sekretaris Pokja Migrasi Program Siaran Gugus Tugas ASO Kemenkominfo, Mesania Mimaisa Sebayang memaparkan bahwa Bangka Belitung memiliki potensi besar dalam hal keragaman siaran setelah migrasi sebab provinsi ini telah memiliki tiga multiplexing. Bila satu multiplexing mampu menyiarkan hingga 12 program, Bangka Belitung mampu menghadirkan 36 program TV digital.
“Di Bangka Belitung saat ini ada 14-16 lembaga penyiaran yang memiliki izin penyiaran. Sedangkan di Bangka Belitung ada tiga multiplexing TVRI, dan milik Lembaga Penyiaran Swasta lain,” katanya.
Dengan demikian jumlah siaran yang bisa ditampung multiplexing yang ada di Bangka Belitung jauh lebih besar dari jumlah lembaga penyiaran yang sudah siaran saat ini. Potensi keragaman atau penambahan siaran baru sangat besar.
Pada kesempatan yang sama, anggota DPR RI, Bambang Patijaya, juga menyambut baik dan mendukung program ASO. Dia menjelaskan bahwa dampak penting lainnya masyarakat akan lebih melek informasi karena kualitas siaran digital membuat orang lebih nyaman menonton televisi.
“Jika proses migrasi ini berjalan baik, masyarakat dapat menikmati keuntungan dari efisiensi penggunaan pita frekuensi ini. Siaran televisi bersih dan jernih, akses internet lebih cepat, sekaligus dapat menunjang dunia pendidikan dan bisnis maupun kepentingan strategis lainnya,” katanya.
“Sehingga di dalam jangka pendek dan menengah, dapat mendorong indeks pembangunan manusia di Babel jadi tambah tinggi, mengakselerasi pertumbuhan, mendukung pertumbuhan ekonomi yang pesat dan sustainable,” lanjut Bambang.
Dalam migrasi ke TV digital, masyarakat hanya perlu scanning ulang jika TV di rumah sudah ada tuner standar DVBT2 di dalamnya. Namun, bila pesawat televisi masih analog, perlu tambahan Set Top Box (STB) yang bisa dibeli dengan harga terjangkau. Perlu diingat bahwa bermigrasi ke TV digital juga tidak memerlukan biaya langganan.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Kementerian Kominfo