Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
ADVERTISEMENT
KH Maimoen Zubair telah dimakamkan di Ma’la, Makkah, Arab Saudi, Selasa (6/8). Namun, duka masih menyelimuti di tanah kelahiran Mbah Moen di Rembang.
ADVERTISEMENT
Saat kumparan menyambangi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, suasana duka itu masih begitu terasa.
Menjelang Maghrib sekitar pukul 17.30 WIB, jalan raya sebelum masuk ke dalam kompleks Ponpes dipadati kendaraan. Baik kendaraan besar yang memang melintasi jalan tersebut, maupun kendaraan milik petakziah.
Di depan gerbang Ponpes yang juga terdapat kediaman pribadi Mbah Moen, para santri nampak khidmat melantunkan bacaan tahlil.
Salah seorang petakziah, Irfan (35). mengaku sengaja datang dari Bojonegoro, Jawa Timur untuk memberikan penghormatan kepada kiai yang dikaguminya.
Alumni Ponpes Sarang itu mengaku terkejut saat mendengar kabar Ulana kharismatik itu meninggal dunia.
“Rasanya berat waktu mendengar kabar, apalagi ternyata tidak dimakamin di sini,” katanya.
ADVERTISEMENT
Bagi Irfan, meski tak begitu dekat dengan Mbah Moen, ajarannya begitu membekas di dalam hatinya.
“Terkenang Mbah Moen selalu mengajarkan untuk rendah hati dan tidak meremehkan orang lain,” katanya sembari memasuki kompleks Ponpes bergabung dengan santri lainnya.
Para santri pun juga telah melaksanakan salat gaib untuk Mbah Moen.
Hingga berita ini ditulis, petakziah terus membanjiri ponpes. Petugas kepolisian dan Polisi Pamong Praja nampak dibantu Banser mengatur lalu lintas yang cukup padat.