Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Mati Suri Pelabuhan Kendal: Pembangunan Ratusan Miliar Kini Jadi Tempat Mancing
19 April 2025 14:40 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Suasana lengang jelas tergambar di Pelabuhan Penyeberangan Kendal, Jawa Tengah. Bangku-bangku berkarat kosong melompong seolah menanti keriuhan penumpang. Loket tiket berdebu nampak tertutup rapat.
ADVERTISEMENT
Seorang lelaki gempal keluar dari kantor pelabuhan, dari ruangan yang menyatu dengan loket tiket yang dibiarkan kosong melompong tersebut. Pria berkaus dengan tulisan DISHUB (Dinas Perhubungan) itu hanya menjawab singkat pertanyaan yang diajukan kumparan. Setelahnya ia langsung pergi dan tak bersedia ditemui.
"Iya kosong, sedang tidak beroperasi," katanya singkat sambil berjalan masuk ke dalam ruangan.
Meski tidak ada keriuhan penumpang atau kapal yang sibuk bolak balik menjemput penumpang, di dermaga pelabuhan itu ternyata ada satu dua orang yang sedang duduk bersantai. Namun, mereka itu sedang menunggu kailnya dimakan ikan.
Ya, warga justru menjadikan pelabuhan kendal bak kolam pemancingan raksasa, mereka sibuk melemparkan kail dari atas dermaga penumpang, menunggu umpannya dimakan ikan.
Seorang pemancing bernama Andi bahkan jauh jauh dari Semarang hanya untuk mancing ikan di pelabuhan ini. Dengan dua joran di tangannya, ia dengan tenang menunggu duduk bersila sampai mendapatkan ikan.
ADVERTISEMENT
"Iya sering mancing ke sini, awalnya dapat info dari teman mancing katanya di sini ikannya banyak. Itu saya sudah dapat 3 ekor, lumayan besar," ujar Andi sembari menunjukkan ikan yang ia dapat, Sabtu (19/4).
Andi mengaku tak tahu pelabuhan ini sempat ramai oleh aktivitas naik turun penumpang. Yang ia tahu, saat ini Pelabuhan Kendal menjadi spot mancing favoritnya.
"Nggak tahu kalau sempat ramai, tapi saya setahun mancing di sini sudah sepi seperti ini," ucapnya.
Seorang ibu dengan dua anaknya juga sibuk menikmati pemandangan dari atas dermaga. Sang anak dibiarkan berlari-lari sementara perempuan paruh baya itu menatap deburan ombak di depannya, seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Iya ke sini mumpung anak-anak libur. Saya ajak main ke pelabuhan," kata perempuan berjilbab biru itu.
Pelabuhan Kendal yang terletak Kecamatan Kaliwungu itu diresmikan pada Februari 2016 saat era Presiden Joko Widodo dengan anggaran sebesar Rp 567 miliar. Bahkan yang meresmikannya adalah Menteri Perhubungan saat itu, Ignasius Jonan.
ADVERTISEMENT
Mengutip kendalkab.go.id, pelabuhan ini awalnya dibangun dan digadang-gadang sebagi motor penggerak ekonomi untuk Kendal dan Jawa Tengah. Selain itu, sebagai penyangga Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang sudah padat.
Saat diresmikan itu pada tahun 2016, pelabuhan Kendal juga melayani rute penyebaran Kendal-Kumai, Kalimantan Tengah. Namun sayang pada tahun 2023, pelabuhan itu tidak lagi melayani penumpang dengan tujuan mana pun.
Pun, dalam akun instagram resminya @pelabuhankendal, postingan terakhir ada pada tanggal 7 Februari 2023. Postingan itu berisi tentang informasi tentang keberangkatan KMP Kalibodri tujuan Kumai, Kalimantan Tengah. Setelah itu akun Instagram tersebut tak pernah menggunggah atau memposting apa pun.
Vakumnya Pelabuhan Kendal dari aktivitas niaga dan penyeberangan penumpang disinyalir karena sejumlah hal. Yakni, karena masalah birokrasi atau administrasi yang berbelit-belit. Kemudian adanya sedimentasi atau pendangkalan yang membuat kapal-kapal sulit berlabuh.
ADVERTISEMENT
Saat ditemui di kantor Gubernur Jawa Tengah, Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari mengakui sederet persoalan yang membuat pelabuhannya seolah mati suri. Namun, ia mengatakan, saat ini sedang berupaya untuk membenahi masalah tersebut.
"Ini sedang ada dari PT Adi Karya Cipta Banua sedang berproses perizinan ke pusat. Ini nanti yang akan mengelola," ujar Kartika, Selasa (15/4).
Kartika mengaku, perizinan untuk mengelola pelabuhan memang rumit karena tidak hanya membutuhkan koordinasi dengan pemerintah kabupaten, melainkan di tingkat pemerintah provinsi dan ke pusat.
"Jadi kewenangannya itu juga di pemerintah provinsi, pusat dan Kabupaten Kendal, nggak hanya kabupaten saja. Harapannya secepatnya bisa beroperasi lagi ya," kata Kartika.
Kini masyarakat hanya bisa menunggu apakah pelabuhan yang berdiri di atas lahan 63 hektare itu kembali bangkit atau justru kian mati suri.
ADVERTISEMENT