Mayat-mayat Terbengkalai karena Krisis Mencekik di Venezuela

6 Desember 2018 10:22 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Oven krematorium di pemakaman Taman Eden di Maracaibo, Venezuela. (Foto: REUTERS/Isaac Urrutia)
zoom-in-whitePerbesar
Oven krematorium di pemakaman Taman Eden di Maracaibo, Venezuela. (Foto: REUTERS/Isaac Urrutia)
ADVERTISEMENT
Krisis ekonomi yang parah di Venezuela tidak hanya mencekik warganya yang masih hidup, tapi juga menyulitkan mereka yang sudah meninggal dunia. Karena ongkos penguburan yang mahal, warga kebingungan mengebumikan orang terkasih mereka.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, Rabu (5/12), inflasi Venezuela yang mencapai 1 juta persen membuat warga urung melaksanakan upacara pemakaman yang memakan biaya mahal. Penguburan juga mulai sulit lantaran kayu dan besi untuk peti mati mulai langka. Harga semen untuk membuat nisan dan meninggikan kuburan juga sangat tinggi.
Akhirnya, kebanyakan warga Venezuela beralih ke kremasi sebagai alternatif dari penguburan. Tapi ternyata kremasi juga terpentok masalah. Gas alami untuk pembakaran di oven krematorium juga kian langka, harus berebut dengan ibu-ibu untuk memasak.
Padahal, Venezuela sebagai anggota OPEC adalah salah satu negara dengan cadangan gas alam terbesar di dunia.
Oven krematorium di pemakaman Taman Eden di Maracaibo, Venezuela. (Foto: REUTERS/Isaac Urrutia)
zoom-in-whitePerbesar
Oven krematorium di pemakaman Taman Eden di Maracaibo, Venezuela. (Foto: REUTERS/Isaac Urrutia)
Hal ini dialami Angelica Vera dari negara bagian Zulia yang jasad ayahnya terbengkalai karena tidak bisa dikuburkan dan dikremasi. Untuk dikuburkan, Vera tidak punya uang, sementara untuk dikremasi, krematorium tidak punya gas.
ADVERTISEMENT
"Ayah saya meninggal dunia dan saya bahkan tidak bisa menggelar upacara pemakaman karena tidak punya uang. Apa yang kami, warga Venezuela, lalui sangat memilukan," kata Vera, 27, yang bekerja sebagai kasir.
Ayah Vera meninggal dunia pada November lalu karena kanker. Semakin lama jasad ayahnya ada di kamar mayat, maka biayanya semakin besar. Setiap hari untuk sewa kamar mayat, Vera merogoh kocek yang nilainya lebih dari upah kerja sebulan.
Akhirnya Vera mengambil langkah terakhir, yaitu menguburkan ayahnya di pekuburan massal tanpa nisan. Biasanya, pekuburan ini diperuntukkan bagi mayat-mayat yang tidak teridentifikasi.
Oven krematorium di pemakaman Taman Eden di Maracaibo, Venezuela. (Foto: REUTERS/Isaac Urrutia)
zoom-in-whitePerbesar
Oven krematorium di pemakaman Taman Eden di Maracaibo, Venezuela. (Foto: REUTERS/Isaac Urrutia)
Warga lainnya juga mengeluhkan hal yang sama. Mayat-mayat akhirnya terbengkalai setidaknya hingga 10 hari untuk bisa dikremasi karena gas yang tak kunjung datang, sementara permintaan semakin banyak.
ADVERTISEMENT
Gladys Gonzalez, 52, seorang pengacara di Maracaibo, menunggu empat hari hingga jasad ibunya yang meninggal di usia 72 tahun bisa dikremasi.
Ibunya meninggal karena infeksi perut yang sulit diobati karena antibiotik langka. "Tidak ada yang layak menderita seperti ini," kata Maracaibo.
Krisis mendera Venezuela sejak harga minyak anjlok pada 2014. Kehidupan yang serba sulit membuat 3 juta warga Venezuela pilih mengungsi ke luar negeri, berdasarkan data PBB.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyebut krisis di negaranya akibat perang ekonomi yang dilakukan musuh negara atas bantuan pemerintah Amerika Serikat.