Mayoritas Korban Serangan Israel di RS Gaza: Anak-anak dan Perempuan

18 Oktober 2023 11:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pasien ginjal Palestina duduk di ranjang rumah sakit Naser di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, Minggu (15/10/2023). Foto: Mohammed Salem/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pasien ginjal Palestina duduk di ranjang rumah sakit Naser di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, Minggu (15/10/2023). Foto: Mohammed Salem/REUTERS
ADVERTISEMENT
Sebagian besar korban serangan udara Israel di Rumah Sakit Al-Ahli Arab atau Rumah Sakit Baptis di Jalur Gaza pada Selasa (17/10) adalah perempuan dan anak-anak yang organ tubuhnya tidak lengkap/utuh.
ADVERTISEMENT
Serangan Israel menewaskan sedikitnya 500 warga Palestina dari total ribuan pasien yang dirawat di RS Al-Ahli Arab — rumah sakit milik Gereja Episkopal Yerusalem — imbas gempuran Israel selama 12 hari berturut-turut.
Dikutip dari Anadolu Agency, informasi mengenai identifikasi para korban serangan RS Al-Ahli diungkap oleh juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, Ashraf Al-Qudra, pada Rabu (18/10) pagi.
"Sebagian besar korban pembantaian di Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza adalah anak-anak dan wanita yang kehilangan anggota tubuhnya," ujar Al-Qudra, mengacu pada nama lama RS Al-Ahli.
Serangan di RS Al-Ahli Arab, kata Al-Qudra, belum pernah terjadi sebelumnya dan sangat mengerikan — tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.
"Sebagian besar korban pembantaian Baptis adalah anak-anak dan wanita yang tidak dapat dikenali. Beberapa korban datang tanpa kepala, dengan bagian tubuh yang robek dan jeroan yang keluar," jelas Al-Qudra.
ADVERTISEMENT
Seorang gadis Palestina yang terluka akibat serangan udara Israel menerima perawatan medis di Rumah Sakit al-Aqsa di Deir el-Balah, Jalur Gaza tengah. Foto: Adel Hana/AP PHOTO
Serangan di RS Al-Ahli terjadi di tengah gempuran serangan udara Israel di beberapa lokasi di Jalur Gaza selama 12 hari berturut-turut — sebagai balasan atas pergolakan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Ribuan warga Palestina yang tidak bisa melarikan diri dari Jalur Gaza sedang dirawat di RS Al-Ahli sebelum serangan terjadi. Keterbatasan stok obat, staf medis, dan dokter yang kewalahan adalah kondisi yang mereka hadapi sejak Israel memberlakukan pengepungan total.
Pengepungan total yang diperintahkan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant sejak pekan lalu telah sekaligus menghambat pasokan bantuan kemanusiaan, seperti makanan, air, listrik, dan bahan bakar.
"Jumlah dan jenis cedera dari serangan rumah sakit berada di luar kemampuan tim medis dan ambulans kami. Para dokter melakukan operasi di lapangan dan di koridor rumah sakit. Beberapa operasi dilakukan tanpa anestesi," jelas Al-Qudra.
ADVERTISEMENT
Di tengah seluruh keterbatasan itulah, Al-Qudra mengkhawatirkan bencana kemanusiaan yang diprediksi datang lebih cepat dan angka korban jiwa yang kemungkinan bakal meningkat.
"Sejumlah besar korban luka-luka dalam serangan rumah sakit masih menunggu untuk dioperasi dan tim medis lainnya berusaha menyelamatkan nyawa mereka dalam perawatan intensif," tutur dia.
Menurut Al-Qudra, hanya perlu beberapa jam lagi hingga pihak rumah sakit bisa mengumumkan jumlah korban secara pasti, imbas terbatasnya kapasitas perawatan medis.