Mayoritas Warganet Dukung Rumah Sakit Selama Pandemi Corona, Tapi Terus Menurun

18 April 2020 15:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga berdiri di depan karangan bunga dukungan untuk tenaga medis dan staf Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Warga berdiri di depan karangan bunga dukungan untuk tenaga medis dan staf Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Pengamat dan praktisi sosial media, Ismail Fahmi, mengomentari arus percakapan dan informasi terkait COVID-19 di sosial media twitter. Dalam pantauannya, mayoritas masyarakat mendukung kinerja rumah sakit dalam menangani corona.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, masyarakat sudah paham bahwa rumah sakit termasuk tenaga medis ialah garda terdepan dalam melawan corona.
"Mereka sentimen hijau, mereka cenderung dukung, mereka semua dukung rumah sakit," ungkap Ismail yang menjabat direktur PT Media Kernels Indonesia (Drone Emprit) dalam diskusi secara online streaming bersama Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), Sabtu (18/4).
Ia tak menampik, memang ada pro dan kontra di antara netizen di media sosial.
"Kalau kita lihat, ada kelompok massa besar, ini kontra pemerintah biasanya itu, kemudian pro pemerintah buzzer-influencer, kemudian artis aktivis blog dokter, di tengah media," ujar dia.
Data tersebut didapat Ismail dari pantauannya selama 30 hari di media sosial twitter. Beberapa contoh ia sampaikan, yakni cuitan Addie MS terkait kisah humanis di rumah sakit atau yang dikisahkan akun @polikromasiii, tentang tenaga di Belitung Timur, yang harus berjuang di tengah kelangkaan APD.
ADVERTISEMENT
"Dia ceritakan apa adanya ditunjuk sebagai RS rujukan dan kekurangan APD, dia tidak mengeluh, call for help tapi tidak meratapi diri sendiri," kata Ismail.
Robot perawat di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta. Foto: Dok. Pertamina
Dua cerita tersebut meraup simpati besar dari pengguna media sosial twitter di masa pandemi COVID-19 ini. Tapi, menurut Ismail, tidak menutup kemungkinan dukungan bisa turun seiring dengan kebosanan masyarakat terkait informasi tersebut.
"Dukungan publik terhadap rumah sakit sangat tinggi, dan lama-lama ini mulai turun. Nah, ini ada semacam barangkali, kekhawatiran, dan harus jadi warning bagi kita sampai kapan publik akan beri dukungan terhadap rumah sakit? Ini harus kita perhatikan," kata Ismail.
Untuk itu, Ismail menyarankan agar rumah sakit mampu membaca data yang ia berikan dengan seksama. Para humas atau pejabat komunikasi rumah sakit perlu melirik peluang, kapan waktu yang tepat melempar informasi.
Ilustrasi tenaga medis Foto: sasint
Ismail pun menyampaikan, saat PSBB, banyak orang diam di rumah masing-masing. Kemungkinan mereka bersosial media meningkat dibanding hari biasa, dan jam yang paling tepat adalah mulai pukul 07.00 WIB hingga 20.00 WIB.
ADVERTISEMENT
"Ini jam-jam mereka aktif, data ini bisa dimanfaatkan oleh rumah sakit. Akan sangat bagus jika tim rumah engage ke mereka, jam 7 pagi yang bagus karena akan terus di-engage dan akan viral jam 10 pagi nanti, sampai malam," tutup Ismail.
***
Simak panduan lengkap dalam menghadapi pandemi corona dalam Pusat Informasi Corona. Sebuah inisiatif yang dirancang kumparan untuk membantu masyarakat Indonesia.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!