MC Perempuan di Bali yang Dilarang Tampil di Acara Koster: Ini Diskriminasi

12 September 2021 18:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bali Wayan Koster. Foto: Pemprov Bali
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bali Wayan Koster. Foto: Pemprov Bali
ADVERTISEMENT
Putu Dessy Fridayanthi, seorang master of ceremony atau MC di Bali kesal bukan kepalang. Dirinya dilarang tampil saat akan memandu acara yang dihadiri Gubernur Bali I Wayan Koster.
ADVERTISEMENT
Perempuan yang akrab disapa Ecy itu kemudian mencurahkan isi hatinya dan viral di media sosial. Ia kesal karena bukan pertama kali dilarang tampil dalam acara yang dihadiri Koster.
Menurutnya, sudah beberapa kali acara baik diselenggarakan pihak negeri dan swasta selalu sama. Hanya suara MC saja yang tampil dalam acara.
"Ini adalah puncak kekesalanku setelah tiga tahun terakhir beliau menjabat, pernah juga sebelum acara datanglah protokoler Gubernur aku disembunyikan di belakang panggung, enggak boleh keluar sama sekali selama waktu berlangsung, acara off air dulu di Kuta aku boleh nge-MC setelah Pak Gubernur meninggalkan ruangan," kata Ecy saat dihubungi kumparan, Minggu (12/9).
Ecy memutuskan melampiaskan masalah ini di media sosial. Hal ini karena kebijakan tersebut merupakan bentuk diskriminasi terhadap perempuan. Ia juga tidak bisa bekerja secara profesional karena bingung memandu tanpa melihat acara.
ADVERTISEMENT
Sejak curhatannya viral di media sosial, Ecy mengaku menerima ratusan pesan di akun Instagramnya. Menurutnya, penyanyi, MC, penyambut tamu, penari, pemimpin doa dan semua pekerja perempuan di bidang even diperlakukan sama.
"Ini adalah bentuk diskriminasi terhadap pekerja perempuan even. Ini sangat diskriminasi, kita kek dianggap mahluk yang tidak bernilai, tidak layak di tempat itu dan hanya pria saja yang boleh," kata Ecy.
Menurutnya, aturan tersebut menghalang-halangi warga yang sedang mencari nafkah. Apalagi, di tengah pandemi COVID-19 karena tidak banyak pihak swasta atau negeri mengelar acara.
"Ini namanya pemutusan rezeki yang sangat kejam. Apalagi saat pandemi, kalau dulu sebelum pandemi okelah aku lapang dada tapi ini pandemi yang kita bahagia banget dapat rezeki tiba-tiba seenaknya di-cancel. Di mana-mana rakyat sedang kesusahan, ini kok kepala daerahku memutuskan rezeki kami," kata Ecy.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, dia ingin Pemprov Bali atau Gubernur Bali Wayan Koster memberi penjelasan mengenai hal tersebut. Ia berharap seluruh pekerja perempuan diberikan hak yang sama untuk mengakses pekerjaan.
"Pokoknya harus bisa menyampaikan klarifikasi terkait kebijakan yang konyol itu karena bukan aku saja yang merasakan tersebut dan saya harap tidak ada diskriminasi terhadap gender dalam pekerja even, kami perempuan memiliki skill dalam profesi," kata dia
Kepala Biro Umum dan Protokol Setda Provinsi Bali I Wayan Budiasa belum memberikan komentar menanggapi isu ini. Namun dalam waktu dekat Pemprov Bali akan memberikan klarifikasi.
"Informasi sudah sampai di pimpinan. Nanti katanya satu pintu keluar untuk respons itu. Satu pintu nanti," kata Budiasa saat dihubungi kumparan.
ADVERTISEMENT