Median: Isu Dinasti Politik Bisa Mengancam Elektabilitas Gibran

16 Desember 2019 16:16 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Eksekutif Median Rico Marbun saat memaparkan hasil survei Pilwakot Solo di kawasan Cikini, Senin (16/12). Foto: Darin Atiandina/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Eksekutif Median Rico Marbun saat memaparkan hasil survei Pilwakot Solo di kawasan Cikini, Senin (16/12). Foto: Darin Atiandina/kumparan
ADVERTISEMENT
Berdasarkan survei lembaga riset Median, elektabilitas putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka masih di bawah calon petahana Achmad Purnomo. Elektabilitas Gibran mencapai 24,5 persen sementara Achmad Purnomo mencapai 40,9 persen.
ADVERTISEMENT
Menurut Direktur Eksekutif Median Rico Marbun, ada tiga alasan utama warga Solo memilih Gibran.
"Pertama, orang itu memilih karena dia dianggap muda (27,8 persen), kedua karena dia anak Pak Jokowi (18,5 persen), dan ketiga karena dia pengusaha kreatif (13 persen)," kata Rico dalam paparannya di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (16/12).
Menurut Rico, ketiga alasan itu masuk ke dalam kategori pemilih yang memilih karena ada kedekatan secara emosional. Alasan inilah yang menurut Rico, tak dimiliki oleh rival Gibran, Achmad Purnomo.
"Orang memilih Achmad Purnomo karena faktor rasionalitas tinggi, karena pengalaman. Tapi orang memilih Gibran karena faktor emosionalnya tinggi. Pertama karena dia anak muda, kedua karena figur Pak Jokowi," jelasnya.
Gibran Rakabuming Raka melambaikan tangan usai menyambangi kediaman Megawati Soekarnoputri, di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Kamis (24/10). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Namun, menurut Rico, meski memberikan peran cukup penting, faktor 'anak Jokowi' bisa berubah jika Gibran tidak mampu menunjukkan kompetensinya. Apalagi, saat ini, elektabilitas Gibran masih di bawah Achmad yang mendapat 45 persen.
ADVERTISEMENT
“Selama ini kita lihat Gibran di entrepreneurship, di politik baru hanya beberapa bulan belakangan. Kalau menurut saya Gibran perlu waktu untuk menumbuhkan persepsi orang atas kompetensi dia,” ujar Rico.
“Selama faktor emosi lebih dominan ketimbang faktor kompetensinya, dia tidak akan melampaui Pak Purnomo,” imbuhnya.
Status Gibran sebagai anak presiden juga harus diwaspadai. Sebab, kata Rico, isu tersebut bisa berkembang menjadi isu dinasti politik yang akan membuat Gibran kalah dukungan.
“Kalau sekiranya dinasti politik membesar itu akan mengancam elektabilitas Gibran tetapi kalau ini bisa menyusut, memang dia pantas untuk jadi pemimpin dan lain-lain, mungkin saja Achmad Purnomo bisa dikalahkan dalam waktu 9 bulan,” ujar Rico.
Survei ini dilakukan pada 3 Desember - 9 Desember yang lalu dengan margin of error +/- 3,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei ini melibatkan 800 responden yang dipilih dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi kecamatan dan gender.
ADVERTISEMENT
Achmad Purnomo dan Gibran sama-sama mencalonkan diri sebagai bakal calon Wali Kota Solo melalui PDIP. Namun, Achmad Purnomo maju dengan berbekal dukungan DPC PDIP Solo, sedangkan Gibran maju lewat DPD PDIP Jawa Tengah.
Berdasarkan aturan di internal PDIP, DPC Solo diperbolehkan mengajukan calonnya sendiri karena di pilkada sebelumnya berhasil mendapat sekitar 70 persen suara. Saat Gibran hendak mendaftarkan diri, DPC Solo sudah mantap mengusung pasangan Achmad Purnomo-Teguh Prakosa.
Tak putus asa, Gibran pun memilih mendaftarkan diri melalui DPD PDIP Jateng. Nantinya, nama calon kepala daerah yang akan diusung oleh PDIP di Pilwalkot Solo akan diputuskan oleh Ketum Megawati Soekarnoputri.