Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Megawati: Ada Penguasa Tekan Orang Bisa Buat Anaknya Dirundung
27 November 2023 20:48 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri kerap menyinggung penguasa yang memberikan tekanan kepada rakyat dalam Rakornas Relawan Ganjar-Mahfud se-Jawa di Jiexpo Kemayoran, Senin (27/11).
ADVERTISEMENT
Megawati tak blak-blakan soal sosok yang dimaksud, namun menilai pihak tersebut ingin berkuasa seperti zaman Orde Baru.
Ia pun menyindir anak dari sosok penguasa tersebut bisa saja dibully oleh masyarakat, karena ayahnya tak berpihak pada rakyat.
"Dia punya anak beranak lho. Saya suka mikir, kok ya gitu ya? Nanti gimana kalau anaknya dirundung, perundungan. Kan kasihan ya. (Misalnya) 'weee Bapak lu bisanya cuma neken orang aja'," kata Megawati.
"Kasihan, lho. Kan orangtuanya sendiri. Mereka mana tahu. Makanya insaf," imbuh dia.
Megawati lalu bercerita pengalaman hidupnya di zaman Orde Baru. Menurutnya, saat itu dirinya sempat diperiksa berkali-kali kepolisian karena merupakan putri Soekarno.
Sebab itu iya prihatin suasana Orde Baru kembali terasa di masa sekarang.
ADVERTISEMENT
"Saya enggak mau kaya gituan kejadian. Wah saya kan anaknya bung Karno, pendiri republik ini. Polisi itu kok manggil saya sampe tiga kali, tapi saya enggak takut, saya datangi. Akhirnya keok sendiri, enggak tahu mau nyalahin saya apa," ujar Megawati.
"Dipanggil sama kejaksaan, ditanya dari jam 8 sampai jam 8 malam. Wah untung dikasih makan, jadi masih ada perikemanusiaan itu. Kalau inget itu suka, eh jangan ya sekarang mulai lagi. Selagi saya hidup lho!" tambah dia.
Megawati meminta pihak-pihak yang memanfaatkan kekuasaan untuk menambah kekuasaan segera insaf.
"Udah, berhenti deh bapak-bapak itu yang saya sendiri ini. Insya! Insya!" pungkas dia.