Megawati: Anak Muda Senang Orientasi Sama Amerika, Apa yang Perlu Dibanggakan?

10 November 2020 12:09 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Partai PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memasuki ruang pelantikan anggota DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selasa (1/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memasuki ruang pelantikan anggota DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selasa (1/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
ADVERTISEMENT
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menceritakan pengalamannya selama diundang dalam berbagai konferensi di luar negeri. Ia mengungkapkan sering memperkenalkan Pancasila kepada banyak orang di luar negeri.
ADVERTISEMENT
Megawati mengaku heran kepada anak muda yang lebih suka berorientasi ke Amerika Serikat dibandingkan Indonesia. Padahal, menurutnya, seharusnya anak muda harus lebih bangga dengan Indonesia daripada Amerika.
"Anak muda senang banget orientasi sama Amerika. Saya pikir apa yang perlu dibanggakan dengan Amerika. Harusnya kita bangga ke Indonesia, harusnya kita tepuk tangan karena begitu indahnya Pancasila," kata Megawati dalam webinar yang digelar UNJ, Selasa (10/11).
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri sebelum pelantikan Tri Rismaharini sebagai Ketua Bidang Kebudayaan PDI Perjuangan di DPP PDIP, Jakarta, Senin (19/8). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Megawati juga menyoroti tuduhan PKI yang ditujukan kepada Bung Karno dan dirinya. Ketua Dewan Pengarah BPIP ini mengaku bingung dengan tuduhan itu karena Pancasila merupakan hasil pemikiran Bung Karno dan tidak mungkin dia mengkhianati hasil pemikiran Bung Karno.
"Sedih saya ketika ayah saya dilengserkan, orang selalu mengatakan Bung Karno itu kecenderungannya PKI. Orang beliau yang buat Pancasila, saya di-bully PKI. Saya pikir apakah saya akan mengkhianati orang tua saya," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Ini harus diingatkan kembali, diterangkan secara benar sejarah bangsa kita. Bukti-bukti otentiknya di Arsip Nasional ada. Tolong didatangkan para sejarawan untuk menceritakan hal-hal ini," lanjutnya.