Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Megawati Bergetar Lihat Patung Banteng Dipanah: Enggak Apa, Kita Tahan Banting!
24 Mei 2024 17:21 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sempat melihat patung banteng tertancap banyak anak panah sebelum memberikan pidato politik dalam Rakernas V PDIP di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta Utara, Jumat (24/5).
ADVERTISEMENT
Mata Megawati sempat berkaca-kaca dan suaranya bergetar menjelaskan pemandangan itu dalam pidato politiknya di rakernas bertema "Satyam Eva Jayate: Kebenaran Pasti Akan Menang" ini.
"Kita tahan banting, kok," tambah putri Bung Karno ini.
Banteng identik dengan PDIP. Sebab partai nomor urut 3 ini berlambang banteng dengan moncong putih.
Banteng penuh luka mewakili kondisi PDIP yang kalah pada Pilpres 2024 yang juga disumbang oleh pecah kongsi Mega-Jokowi.
Ketua Dewan Pengarah BPIP ini tidak larut dalam kesedihan. Ia dengan suara lantang lantas meminta kepada seluruh kader PDIP tidak perlu takut.
"Berani apa tidak?!" tanya Megawati dengan emosional.
"Berani!" ucap kader PDIP.
"Takut atau tidak?" tanya Megawati masih dengan nada keras.
"Tidak!" jawab kader serempak.
ADVERTISEMENT
"Nah, begitu dong, berani," puji Megawati, politikus berusia 77 tahun ini.
Presiden ke-5 RI ini menegaskan, dirinya saat ini adalah provokator.
"Nanti ada yang mengatakan Ibu Mega provokator. Ya! Saya sekarang provokator demi kebenaran dan keadilan," tegas Megawati.
Minta Kader Tidak Perlu Sedih
Megawati mengatakan, Pilpres dan Pileg 2024 sudah berakhir. Namun banyak kader bersedih karena jagoan PDIP kalah pilpres.
Mega meminta kepada kader dan simpatisan PDIP tidak perlu bersedih.
"Banyak orang nangis gimana caranya agar kembali? Saya bilang sama Sekjen (Hasto Kristiyanto) 'sudah, ingatkan aja kita punya api perjuangan yang tak kunjung padam', ini sumber semangat kita menghadapi kegelapan demokrasi," kata Mega yang semasa muda menjadi simbol perlawanan Orde Baru ini.