Megawati Bicara Masa Penjajahan RI: Kalau Sudah Lahir, Saya Ikut Berontak

11 Juni 2021 20:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Megawati Soekarnoputri bersama putranya, Tatam. Foto: PDIP
zoom-in-whitePerbesar
Megawati Soekarnoputri bersama putranya, Tatam. Foto: PDIP
ADVERTISEMENT
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri berbicara mengenai masa penjajahan di Indonesia. Megawati masih mempertanyakan apakah benar Indonesia dijajah selama 350 tahun.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Megawati ketika dikukuhkan sebagai Profesor Guru Besar Tidak Tetap bidang Kepemimpinan Strategi di Universitas Pertahanan, Jumat (11/6).
"Saya sering ketemu ahli sejarah, saya sampe bilang begini tolong dong diperiksa kembali apakah benar kita dijajah 350 tahun? Kok orang yang dijajahnya seneng banget. Ya memang benar kan? Apa ya iya toh," kata Megawati.
Ketua Umum PDIP itu heran dari mana kesimpulan Indonesia dijajah selama 350 tahun. Namun ia menambahkan jika dirinya sudah lahir ketika masa penjajahan, ia sudah pasti akan ikut berontak.
"Saya mungkin kalau sudah lahir di sana saya sudah ikut berontak," ucap Megawati.
"Tentu Pak Prabowo juga setuju. Kok enak amat ya. Belum lagi kita liat Jalur Sutra, Jalur rempah-rempah, perlu kita perlu ilmu geopolitik karena kita kan ada di tengah dua benua dan dua samudra," tambah dia.
Menhan Prabowo Subianto, Ketua DPR Puan Maharani, dan Ketua MPR Bambang Soesatyo menghadiri acara Pengukuhan Megawati Soekarnoputri sebagai Profesor Kehormatan di Unhan, Jumat, (11/6). Foto: Youtube/PDIP
Dalam acara pengukuhan ini, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ikut hadir secara fisik di Unhan. Selain itu, beberapa pejabat tinggi seperti Ketua MPR Bambang Soesatyo, Ketua DPR Puan Maharani, Kepala BIN Budi Gunawan hingga KSAD, KSAL dan KSAU juga turut hadir.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, Megawati kemudian bercerita soal kakak dari ayahnya Soekarno, bersahabat dengan kakak dari Ibu Kartini yakni dr Kartono. Cerita menjelaskan bagaimana komunikasi di zaman penjajahan bisa cepat meski dalam keterbatasan.
"Jadi beliau kakak Bung Karno menceritakan sebuah ilmu, ini yang saya maksud kenapa kita harus sampe bicara ini, padahal kenyataan menurut yang namanya Budhe saya, dr Kartono itu suatu saat ada sahabatnya mereka ada grup begitu, berbicara istrinya orang belanda, sedang pergi ke Belanda dan harus operasi," ucap Megawati.
"Komunikasi saat itu lambat sekali. Lalu minta persetujuan suaminya. sudah sini kamu kirim surat, setelah itu istrinya dioperasi sembuh dan pulang ke Indonesia. Istrinya mengatakan, 'loh kok kamu bisa cepat dioperasi dan sudah bisa pulang?' loh kan kamu kirim teman? Teman kamu yang memberikan surat kepada saya lalu suratnya ditunjukkan," tambahnya.
Penganugerahan gelar Profesor Megawati di Universitas Pertahanan. Foto: PDIP
Dari cerita itu, Megawati memetik pelajaran agar jangan melupakan ilmu yang berasal dari kearifan lokal. Menurutnya, masih banyak hal yang terlupakan dari masa lalu.
ADVERTISEMENT
"Kita jangan lupa kepada ilmu-ilmu yang saya sendiri tidak tahu yaitu ilmu yang sebenarnya sebagian bagian dari kearifan lokal kita yang kita sendiri harusnya tidak membuang itu dengan percuma," kata Megawati.
"Di dalam BRIN saya katakan, itu saya bilang janganlah liat luar negeri dulu. Banyak sekali hal yang msh terlupakan, hal-hal seperti itu itu hal yang kita sendiri kurang tahu gimana dari abstraksinya jadi dapat teraba," tutur dia.