Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Megawati Cerita Siasat Bung Karno Agar China dan Aljazair Gabung KAA 1955
7 November 2022 13:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Presiden ke-5 RI sekaligus Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menceritakan upaya Presiden ke-1 RI Sukarno mengajak beberapa negara yang terancam pada masa Perang Dingin untuk bergabung di dalam Konferensi Asia-Afrika 1955. Negara-negara tersebut ialah Tiongkok dan Aljazair.
ADVERTISEMENT
Siasat Sukarno dikagumi oleh Megawati, sebab dinilai dapat menekan eskalasi peperangan yang berpotensi terjadi kala itu.
Konferensi Asia-Afrika lahir setelah Perang Dunia II usai di mana banyak negara-negara di Asia memperoleh kemerdekaan namun masih merasa terancam karena adanya Perang Dingin.
Hal itu disampaikan Megawati saat memberikan sambutan secara virtual dalam acara Bandung-Belgrade-Havana in Global History and Perspective di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Jakarta, Senin (7/11).
“Yang paling saya kagumi adalah caranya Bung Karno mengajak yang namanya sekarang menjadi Republik Rakyat Tiongkok untuk ikut dalam Konferensi Asia-Afrika. Ketika itu beliau berhubungan dengan Ketua Mao Zeong,” ungkap Megawati.
Sukarno, ungkap Megawati, berhasil meyakinkan Mao Zedong, tokoh revolusi Tiongkok, dengan melontarkan pernyataan yang mendorong negara tirai bambu tersebut ikut dalam konferensi internasional dan menunjukkan eksistensinya kepada dunia.
ADVERTISEMENT
“Beliau bilangnya begini, ‘Kalian itu jangan mengurung diri saja di dalam yang disebut tirai bambu. Sudah saatnya kalian pun harus ikut sebagai salah satu bangsa yang mempunyai penduduk terbesar di dunia’,” ujar Megawati.
Pernyataan Sukarno tersebut didukung oleh Perdana Menteri (PM) Zhou Enlai yang merupakan PM pertama di Tiongkok. Pada akhirnya, Tiongkok bergabung dalam KTT dan menjadi bangsa besar seperti saat ini, menurut Megawati.
Selain China, Sukarno juga dinilai memiliki andil besar dalam membantu mendorong kedaulatan Aljazair lewat keikutsertaan dalam KTT.
Megawati mengisahkan, Aljazair sempat protes telah menempuh perjalanan jauh namun hanya dihadirkan sebagai peninjau.
Sukarno kemudian menggambar bendera Aljazair dalam kertas delegasi dan menjadikan Aljazair sebagai negara yang sah untuk mengikuti KTT tersebut.
ADVERTISEMENT
“Bung Karno di sebuah meja yang kosong, duduk, memanggil delegasi tersebut. Lalu gampang saja, beliau minta kertas di tempat kosong itu kan biasanya ada nama, lalu untuk bendera. Jadi Bung Karno hanya nanya gini, ‘Kalian kalau nanti merdeka, bendera kalian seperti apa?’ ” ujar Megawati.
“Jadi orang itu yang ditanya ngomong, Bung Karno kan arsitek, jadi pintar gambar. Jadi dia cepat, ngikuti. Nah, langsung ditanya, "Apakah ini benderamu?" "Yes" kata mungkin itu ketua delegasi. Oke, ditaruh di tempat bendera. Panitia dipanggil, “dia sah sebagai pengikut, bukan peninjau.” Wah kan senang banget,” tandas Mega.