Megawati Datangi Pameran Butet: Disambut Patung Lelaki Kurus Hidung Panjang

13 Mei 2024 12:32 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
comment
56
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menyambangi pameran seni rupa bertajuk "Melik Nggendong Lali" karya Butet Kertaradjasa di Galeri Indonesia Nasional, Jakarta Pusat, Senin (13/5/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menyambangi pameran seni rupa bertajuk "Melik Nggendong Lali" karya Butet Kertaradjasa di Galeri Indonesia Nasional, Jakarta Pusat, Senin (13/5/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyambangi pameran seni rupa bertajuk "Melik Nggendong Lali" karya Butet Kartaradjasa di Galeri Indonesia Nasional (Galnas), Jakarta Pusat, Senin (13/5).
ADVERTISEMENT
Megawati tiba pada pukul 11.52 WIB dengan didampingi oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Politikus PDIP Eriko Sotarduga dan Trimedya Pandjaitan.
"Selamat datang ibu," sambut Butet.
"Sampai tanggal 25 Mei," lanjut dia.
Kemudian mereka pun berjalan memasuki ruang pameran. Butet pun menjelaskan setiap makna dari karyanya.
"Ada gambar banteng" kata Megawati.
"Banyak," jawab Butet.
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menyambangi pameran seni rupa bertajuk "Melik Nggendong Lali" karya Butet Kertaradjasa di Galeri Indonesia Nasional, Jakarta Pusat, Senin (13/5/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
Saat memasuki ruangan pameran, pengujung disambut dengan patung sosok lelaki berbadan kurus, berhidung panjang yang mendongakkan kepala.
Berjalan ke dalam, terlihat beberapa lukisan karya Butet terpampang apik. Salah satu yang menarik adalah lukisan dan patung kecil badut-badut yang dibuatnya. Lukisan tersebut bertajuk "Koalisi Indonesia Mundur" yang dibuat pada tahun 2021.
Adapun karya Butet ini berasal dari laku spiritual hingga kritiknya terhadap kehidupan sosial-politik. "Melik Gendong Lali" memiliki filosofi bahwa orang yang memiliki jabatan ataupun kekayaan cenderung lupa dengan sekitarnya. Karyanya merepresentasikan kemaruk duniawi, menanggalkan kearifan batiniah dan menghalalkan segala cara.
ADVERTISEMENT