Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Megawati Jadi Pembicara di Universitas di Rusia, Bicara Bahaya Kecerdasan Buatan
18 September 2024 20:01 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pada acara untuk memperingati 300 tahun berdirinya universitas itu, Megawati menyampaikan kekhawatirannya soal ancaman Artificial Intelligence (AI).
Di hadapan para rektor universitas itu, Megawati membawakan pidato berjudul 'Kemanusiaan dan Konflik Peradaban'. Ia mengutip pandangan Paus Fransiskus, soal AI dan kemanusiaan.
“Dalam pandangan Paus Fransiskus, keputusan yang menyangkut nasib kehidupan umat manusia tidak boleh digantikan dengan mesin yang tidak memiliki jiwa kemanusiaan itu. Saya sangat sependapat dengan pernyataan tersebut,” ujar Megawati lewat keterangan tertulis, Rabu (19/8).
Baginya, kemanusiaan punya pikiran yang berkaitan dengan perasaan, dua hal itu tak akan dapat digantikan oleh kemampuan mesin yang dimiliki AI. Bila keputusan manusia hanya berpatokan pada logika dan statistik, kediktatoran akan dapat sangat mudah lahir.
ADVERTISEMENT
“Sekiranya perkembangan AI dilepaskan dari kemanusiaan, maka bisa terjadi suatu dictatorship baru yang mengatasnamakan big data dan kecerdasan buatan,” sambungnya.
Kekhawatirannya itu sendiri disebutnya bukan sebagai bentuk sikap anti terhadap kecerdasan artifisial. Sebab, Ia juga melihat adanya potensi peran kemajuan teknologi itu dalam mengatasi pemanasan global.
“Kepada Paus Fransiskus, saya beri masukan, ada sebuah peran yang mungkin diambil AI dalam mengatasi global warming. Menurut saya, apakah ini bisa jadi diskusi kita, apakah AI dapat berperan untuk menghentikan global warming?” ujar Ketua Umum PDIP.
Kendati demikian, Mega kembali menegaskan perlu adanya batasan yang harus dibuat dalam penggunaan AI. Perlu digalakkan ke isu-isu sosial yang masih terjadi di seluruh dunia saat ini.
ADVERTISEMENT
“Intinya, pemikiran apakah AI punya lebih banyak keuntungan bagi manusia, atau sebaliknya. Menurut saya harus ada batas AI, di mana ‘intelligence’ itu harus tetap dikuasai oleh manusia,” tegas Mega.
“Bukan jadi bagian alat pembunuh bagi kemanusiaan itu sendiri. Sementara teknologi yang hanya memicu lahirnya senjata pemusnah massal ataupun disrupsi bagi kemanusiaan harus dicegah penggunaannya,” sambungnya.
Megawati berangkat ke rusia disertai oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga serta Guru Besar Fakultas Hubungan Internasional Universitas St.Petersburg, Connie Rahakundini Bakrie.
Turut mendampingi Megawati ada Ketua DPP PDIP Bidang Luar Negeri Ahmad Basarah, Ketua DPP PDIP Bidang Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri Ismail, Anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Kesowo, dan Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian dan Wakil Kepala BPIP Rima Agristina. Megawati juga tampak ikut ditemani Herman Herry, anggota DPR RI serta Samuel Wattimena, anggota DPR RI terpilih.
ADVERTISEMENT