Megawati: Katanya Hawa Diciptakan dari Tulang Rusuk Nabi Adam, kok Dibedakan?

11 Agustus 2022 13:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketum PDIP menceritakan salah satu perbincangannya saat melakukan pertemuan dengan almarhum Buya Syafii Maarif. Ia meminta almarhum untuk memberitahunya dan juga kepada masyarakat agar tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan.
ADVERTISEMENT
Sebab, Megawati mengaku mendengar cerita bahwa Allah menciptakan perempuan dari tulang rusuk Nabi Adam.
"Cerahkan, saya bukan tokoh agama atau kiai. Ini cerita lho, jadi kalau saya dengar cerita jangan salahkan saya, yang namanya di atas, Allah, bukannya bikin Nabi Adam sama Hawa, Hawa itu didatangkan katanya dari rusuknya," tutur Mega.
Pernyataan itu disampaikan Mega dalam acara 'Napak Tilas Ratu Kalinyamat Pahlawan Maritim Nusantara' yang digelar di KRI Dewa Ruci di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (11/8).
"Lah kok, sampai di dunia ini kaum perempuan dibeda-bedakan, saya enggak setuju. Boleh enggak saya enggak setuju? Lah, ya, tentu, dong. Kenapa dibedakan?" tambahnya.
Menurut Mega, sejak merdeka, Indonesia tidak pernah membedakan rakyatnya berdasarkan laki-laki dan perempuan. Sebab dalam UUD 1945 jelas tertulis bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama di mata hukum.
ADVERTISEMENT
"Tolong mereka. Kaum perempuan yang hidup di NKRI harus sadar, sadar, sadar sepenuh-penuhnya hak kita adalah sama dengan laki-laki. Coba heran saya. Polisi perempuan saya, kan, nanya kamu dibanting juga enggak? Lah, iyalah, siap. Jadi seseorang tidak bisa dikalahkan," tuturnya.
Selain Megawati, acara yang digelar TNI AL ini menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu Kepala Dinas Sejarah  TNI Angkatan Laut (Kadisjarahal) Laksma TNI Eko Gajah Seno, pengamat militer Dr. Connie Rahakundini Bakri, dosen Sejarah Undip Semarang, Dr. Alamsyah, dan Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Prof. Ratno Lukito.