Megawati Kritik Maraknya Praktik Politik Kekuasaan

22 Desember 2017 15:19 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Megawati rapat kordinasi nasional. (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Megawati rapat kordinasi nasional. (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung soal pentingnya peran perempuan dalam dunia politik saat peringatan Hari Ibu hari ini. Pernyataan Megawati ini disampaikan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
ADVERTISEMENT
Awalnya, Hasto menyebut Megawati menyesalkan situasi politik saat ini yang hanya diwarnai ajang perebutan kekuasaan. Megawati melihat politik nasional hanyalah sebuah pertarungan kepentingan dari aktor-aktor politik. Menurut dia, mayoritas politikus menjadikan kekuasaan adalah segalanya.
"Maka itulah pesan dari Ibu Megawati melihat dalam situasi politik nasional yang hanya diwarnai wajah politik kekuasaan, pertarungan kepentingan seolah kekuasaan itu segala-galanya," kata Hasto di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (22/12).
"Kalau saya menjabat jadi bupati atau wali kota, sudah pensiun jadi menteri pengin jadi gubernur. Eh jadi menteri juga pengin jadi gubernur. Misalnya seperti itu," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Megawati juga mengajak perempuan untuk aktif terjun di dalam dunia politik. PDIP, sebagai partai pemenang pemilu, mengajak seluruh perempuan di Indonesia terlibat dalam politik praktis.
ADVERTISEMENT
"Karena itulah ibu Megawati mengingatkan bagaimana pergerakan kaum perempuan Indonesia, kaum pelopor itu harus kita kedepankan dan PDIP membuka ruang selebar-lebarnya bagi kaum perempuan untuk aktif dalam politik," tambahnya.
Ia kemudian memberi contoh bagaimana peran perempuan di dunia politik sudah terfasilitasi di PDIP. Hasto mencontohkan bagaimana PDIP dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri. Salah satu kader PDIP, Puan Maharani, juga menjadi salah satu menteri perempuan di kabinet kerja.
"PDIP membuka diri terhadap perempuan. Bahkan ketum kita perempuan, Mbak Puan Menko PMK yang punya tanggung jawab tidak ringan juga perempuan. Maka perempuan mendapat sebuah ruang ekspresi yang begitu besar di PDIP," tuturnya.
Dalam acara 'Kursus Pancasila dan Sarinah' itu turut diramaikan oleh politisi perempuan PDIP seperti Ribka Tjiptaning, Eva Kusuma Sundari, dan isteri Djarot Saiful Hidayat, Sri Rahayu, Happy Farida serta ratusan perempuan dari berbagai latar belakang profesi.
ADVERTISEMENT