Megawati Kritik Tokopedia: Kalau Saya Browsing Barangnya Made Non Indonesia

29 Juni 2021 17:25 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
54
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri akan berbicara soal reformasi sistem perpajakan lewat Webinar Nasional, Jumat (28/5). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri akan berbicara soal reformasi sistem perpajakan lewat Webinar Nasional, Jumat (28/5). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri memberikan sambutannya dalam Sarasehan Nasional dengan tema Indonesia Muda Membaca Bung Karno yang digelar secara virtual, Selasa (29/6). Dalam kesempatan itu, Megawati melontarkan kritik pada pendiri dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya.
ADVERTISEMENT
William Tanuwijaya juga hadir dalam acara tersebut secara virtual. Megawati mengkritik Tokopedia karena lebih banyak menghadirkan produk dari luar Indonesia.
"Mungkin tadi saya dengar, tadi ada yang jadi pemilik Tokopedia. Siapa tadi yang punya Tokopedia? Nah, Wiliam. Tapi saya boleh loh buat kritik sedikit ya, itu kritik membangun. Kalau saya browsing online di Tokopedia, kenapa ya yang disuguhkan selalu, sekarang-sekarang loh, berubah itu barang-barangnya made non Indonesia," kata Megawati.
Fakta ini, kata Megawati, berbeda dengan seruan Presiden Jokowi yang meminta digital platform mengutamakan produk buatan dalam negeri dan UMKM.
Pengemudi daring Gojek membawa kemasan paket dari Tokopedia di Titipaja Warehouse, Jakarta, Jumat (28/5/2021). Foto: M Agung Rajasa/Antara Foto
"Padahal Pak Jokowi sebagai presiden sudah mengatakan mari kita bantu UMKM," Ketum PDIP ini.
Megawati mengatakan, sudah seharusnya UMKM dibantu karena mereka harus menghadapi tantangan berupa kemunculan produk-produk luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Mereka (UMKM) itu sangat rapuh, kerena apa? Mereka sangat tradisional, mereka sangat cinta pada budaya bangsa," ujarnya.
Oleh karena itu, perlu ada dorongan atau bantuan dari sejumlah pihak. Sehingga tetap bertahan di tengah arus persaingan yang cukup ketat.
"Ada yang bikin keranjang, batik, kain, sangat rapuh, kenapa? Karena mereka tidak tahu bagaimana cara berusaha. Itu makanya saya bilang rapuh, mereka sangat mudah, maaf, untuk ditipu," pungkasnya.