Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PDI-Perjuangan, Megawati Soekarnoputri prihatin terhadap pola pikir masyarakat khususnya anak muda yang menurutnya masih terpengaruh sistem feodal dari masa orde baru.
ADVERTISEMENT
“Saya tuh sampai suka pusing mikirin loh, ini sebenarnya orang Indonesia yang benarnya tuh kaya opo toh?” kata Megawati dalam sesi pidato politiknya di peringatan HUT ke 52 PDIP di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta Pusat, Jumat (10/1).
Megawati menggambarkan perasaan ketakutan yang tampaknya masih ada dalam masyarakat terhadap perubahan ataupun otoritas.
Menurutnya, pola pikir ini menghambat perkembangan egaliter dalam masyarakat.
“Kok kaya ngene gitu loh, takut, terus kaya opo yo, kalau orang Jawa itu apa yo mas Butet, ndoro-ndoro gitu loh, feodal, feodal itu nggak dibuang masih ditungguin gitu loh,” lanjut Megawati.
Menurutnya, harus ada perubahan kurikulum pendidikan untuk mengubah pola pikir masyarakat menjadi kritis tidak hanya asal menurut saja. Contohnya adalah mengamini pancasila tidak hanya menghapalnya saja.
ADVERTISEMENT
“Di luar itu Pancasila laris manis, lah di sini orang hafalan melulu menjalankan perbuatannya tidak seperti sekarang ini, kenapa mesti ditutup-tutupi,” katanya
“Karena itulah sangat wajar apabila pemikiran tersebut dapat diajarkan menjadi bagian dari kurikulum agar seluruh rakyat Indonesia dapat mengetahui jalan pemikiran presiden pertamanya bapak bangsa,“ lanjut Megawati.
Untuk itu ia pun meminta kepada anak muda Indonesia untuk meninggalkan pola pikir feodal dan menjadi kritis dengan terap menjunjung sopan santun.
“Itu yang saya inginkan sebenarnya kepada kaum muda yang bernama, yang punya negara RI ini gitu loh lah jangan feodal ala-ala itu sudah nggak zamannya lagi,” kata Megawati.
“Tapi juga harus punya sopan jantung jangan petantang petenteng,” kata dia.
ADVERTISEMENT