Megawati: Pakai Masker Kok Human Rights, Saya Geleng-geleng Kepala

1 Juni 2022 16:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Megawati Soekarnoputri saat dilantik sebagai Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/10). Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Megawati Soekarnoputri saat dilantik sebagai Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/10). Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyebut implementasi Pancasila sangat dirasakan selama pandemi COVID-19. Menurut dia, pandemi COVID-19 dapat tertangani selain karena vaksinasi juga karena prinsip gotong royong.
ADVERTISEMENT
"Tentu [pandemi tertangani] oleh vaksinasi, tapi yang sangat tertolong menurut saya bahwa kita ini memang tanpa sadar atau tidak sadar masih ada yang namanya gotong royong," kata Megawati saat memberikan keynote speech dalam Seminar Nasional: Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta yang digelar FRPKB, Rabu (1/6).
Megawati mengatakan, gotong royong sangat terasa ketika masyarakat saling membantu tetangganya yang harus menjalani karantina mandiri karena positif virus corona.
Penumpang menggunakan masker saat berada di MRT di Jakarta, Jumat (20/5/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Di mana-mana saya sering lihat ketika orang terkena [COVID-19] harus mengalami karantina mandiri, itu banyak tetangganya yang berkeinginan memberikan makanan karena tentu dia tidak bisa keluar dan sebagainya. Itu, kan, sebetulnya gotong royong," ungkapnya.
Gotong royong, lanjut Megawati, sulit ditemukan di negara-negara lain. Menurut dia, warga negara lain cenderung sangat individualistik.
ADVERTISEMENT
"Untuk didisiplinkan pakai masker secara human rights, kok, harus terserah kita. Saya sampai geleng-geleng kepala. Apakah kita mau jadi masyarakat seperti itu? Menurut saya tidak cocok. Lebih baik kalau ada yang seperti itu pindah saja ke negara lain," tegasnya.
"Karena Indonesia harus bergotong royong. Kita negara kepulauan terbesar di dunia dan letaknya kebetulan dibatasi 2 benua dan 2 samudera besar, dan itu yang mulai saya populerkan namanya ilmu geopolitik yang diutarakan Bung Karno," pungkasnya.