Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Presiden ke-5 sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung soal pemisahan Polri dari ABRI. Pada era Orde Baru, TNI dan Polri digabung dalam ABRI atau Angkatan Bersenjata Indonesia.
ADVERTISEMENT
Megawati meminta polisi bekerja dengan baik. Apalagi, akhir-akhir ini banyak kasus pidana yang melibatkan polisi, di antaranya kasus pembunuhan yang dilakukan Ferdy Sambo dan bisnis narkoba yang dilakukan Teddy Minahasa.
"Polisi, loh, yang baik-baik aja. Yang memisahkan polisi saya, loh. Dipikir gampang? Enggak sadar polisi-polisi. Saya, kan, sampai ngelus TNI sampai melendot, dibilang enggak bisa, dong, gini, gini. Ini, kan, TAP MPR dan lain-lain. Tapi, kan, masih kurang, masih perlu satu kali lagi. No! Gitu wae sekarang. Makanya insaf, toh," kata Megawati di Seminar 100 Tahun Bali Era Baru di Bali, Jumat (5/5).
Megawati secara spesifik menyinggung kasus Sambo. Ia mengaku kesal melihat kasus-kasus yang melibatkan anggota polisi akhir-akhir ini.
ADVERTISEMENT
"Loh, kan, gimana, ya, enggak kesal lihat Sambo. Saya hitung ada empat orang tuh polisi. Polisi sekarang, kok, arogan banget, ya. Di TV, kan, [ada anak anggota polisi] nginjek anaknya dibiarkan. Supaya pada insaf gitu, loh," ujarnya.
Tak hanya itu, Megawati juga menyinggung kasus Rafael Alun. Dari kasus Rafael Alun, ia teringat pernah bertanya kepada bawahannya saat menjadi wakil presiden terkait lahan basah dan lahan kering di pemerintahan.
"Siapa, sih, enggak tahu pajak, imigrasi, bea cukai, itu dulu, kan, banyak orang baik. Saya nanya kalau daerah kering ini, basah itu bea cukai, imigrasi, pajak, pantes, ya. Makanya banyak keren-keren. Duitnya dari mana, ya? Pokoknya insaf, deh," pungkasnya.