Megawati: Presiden Korsel Minta Saya Jadi Juru Perdamaian di Semenanjung Korea

11 Mei 2022 18:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Megawati Soekarnoputri bersama Presiden Seoul Institute of the Arts (SIA) Nam Sik Lee (kiri) dan Ketua DPP PDIP Rokmin Dahuri (kanan) saat penganugerahan gelar profesor kehormatan di Seoul, Korea Selatan, Rabu (11/5/2022). Foto: PDIP
zoom-in-whitePerbesar
Megawati Soekarnoputri bersama Presiden Seoul Institute of the Arts (SIA) Nam Sik Lee (kiri) dan Ketua DPP PDIP Rokmin Dahuri (kanan) saat penganugerahan gelar profesor kehormatan di Seoul, Korea Selatan, Rabu (11/5/2022). Foto: PDIP
ADVERTISEMENT
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menaruh perhatian besar terhadap perdamaian di Semenanjung Korea.
ADVERTISEMENT
Megawati mengatakan, saat dirinya bertemu dengan Presiden Korsel saat ini, Yoon Suk Seol, ia selalu diminta menjadi juru perdamaian antara Korea Selatan dan Korea Utara.
"Saya dikenal di sini dan bertemu dengan 4 orang presiden dan dengan ini, yang ke-5 dan selalu 5 presiden itu menginginkan saya sebagai special envoy untuk Korut. Yang maksudnya seperti tadi yang saya katakan pidato saya bahwa tentunya suatu bangsa itu ingin menjadi satu," kata Megawati, Rabu (11/5).
Saat ini Megawati berada di Korea Selatan. Selain menghadiri inagurasi, ia juga menerima gelar Profesor Kehormatan dari Seoul Institute of The Arts di Korea Selatan.
Ketum PDIP ini meyakini, perdamaian di semenanjung Korea bukan hanya diinginkan oleh para pimpinan. Namun juga seluruh rakyat Korea.
ADVERTISEMENT
"Dan itu merupakan sebuah harapan bukan hanya dari kalangan pimpinan di Korsel dan Korut, tetapi saya sangat yakin itu juga keinginan dari seluruh rakyat dan bangsa Korea," tuturnya.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol (kanan) menerima kunjungan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri di Kantor Kepresidenan Baru, di Seoul, Korea Selatan, Rabu (11/5/2022). Foto: Dok PDIP/HO/ANTARA
Megawati menuturkan, perdamaian di semenanjung Korea tak dapat diintervensi oleh pihak mana pun. Menurut dia, keinginan perdamaian itu harus datang dari kedua belah pihak dan diselesaikan secara kekeluargaan.
"Menurut saya, karena sudah menjadi sebuah bangsa, seperti kita kalau mempunyai rumah, tentunya kalau kita ada perbedaan dapat diselesaikan secara kekeluargaan kita sendiri," kata Megawati.
"Sehingga menurut saya kurang begitu baik yang namanya tetangga ikut serta juga untuk melakukan hal tersebut," ucap Megawati.
Lebih lanjut, ia merasa terhormat karena menghadiri inagurasi Presiden Yoon. Hal ini menjadi sebuah kehormatan bagi Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah karena saya mendapatkan kehormatan bisa menghadiri inagurasi dari Presiden Yoon, presiden Korsel ke-20 yang tentu saja bagi saya merupakan sebuah kehormatan bagi bangsa Indonesia yang telah lama, persahabatan antara Indonesia dan Korsel," tutup Megawati.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol (kanan) menerima kunjungan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri di Kantor Kepresidenan Baru, di Seoul, Korea Selatan, Rabu (11/5/2022). Foto: Dok PDIP/HO/ANTARA