Megawati Sebut Ancaman Pemanasan Global Semakin Nyata di Forum PBB

27 Mei 2022 18:43 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Megawati dalam pidatonya di Pertemuan Global PBB tentang Pengurangan Resiko Bencana ke-7 Tahun 2022. Foto: Dok. PDIP
zoom-in-whitePerbesar
Megawati dalam pidatonya di Pertemuan Global PBB tentang Pengurangan Resiko Bencana ke-7 Tahun 2022. Foto: Dok. PDIP
ADVERTISEMENT
Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, berbicara terkait ancaman pemanasan global yang semakin nyata. Ia mengajak seluruh negara yang tergabung dalam PBB bahu membahu memperkuat mitigasi bencana bagi kepentingan kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Megawati juga mengajak agar seluruh warga dunia berefleksi atas kondisi bumi. Ia memakai perspektif orang Bali mengenai penderitaan bumi.
"Melalui forum ini pula, saya mendorong pentingnya penggalangan dan kerja sama internasional melalui PBB. Misalnya dengan memperkuat Organisasi Meteorologi Dunia (World Metereological Organization-WMO) yang terintegrasi dengan BMKG di semua negara," kata Megawati saat menyampaikan pidato dalam Pertemuan Global PBB tentang Pengurangan Risiko Bencana ke-7 Tahun 2022, Jumat (27/5).
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan itu mengatakan, kerja sama ini penting dilakukan dalam peningkatan kapabilitas mitigasi bencana, capacity building manajemen penanggulangan bencana. Serta, kemampuan dalam memprediksi bencana akibat tsunami, badai siklon dan bencana iklim lainnya.
“Hal yang tidak kalah mendesak adalah perluasan fungsi BMKG di negara-negara berkembang di dalam prakiraan iklim bagi kepentingan pertanian dan mitigasi bencana,” kata Megawati.
ADVERTISEMENT
Megawati menekankan, kerja sama internasional merupakan bagian kepribadian bangsa dan sama seperti tugas Indonesia bagi kepentingan umat manusia dunia.
“Kami memiliki falsafah Pancasila. Di dalamnya terkandung nilai ketuhanan, kemanusiaan, nasionalisme, demokrasi, dan keadilan sosial. Dengan falsafah ini, bangsa Indonesia telah membuat sejarah dengan menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955,” jelas Megawati.
“Atas dasar hal tersebut, marilah kita mantapkan solidaritas seluruh bangsa, seluruh negara. Perkuat lah kerja sama seluruh civil society, kerja sama seluruh perguruan tinggi bagi pengembangan riset dan inovasi untuk kepentingan umat manusia sedunia," lanjut Megawati.
"Terima kasih atas seluruh kontribusi pemikiran dan tekad memperkuat kerja sama internasional bagi dunia yang damai, lestari, asri, dan teruslah perkuat kesadaran menjaga keseimbangan hidup planet bumi yang kita cintai ini," tutur dia.
Presiden Joko Widodo memberikan pengarahan pada Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2020. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Megawati Jelaskan Kaitan Perspektif Bali dengan Penanganan Bencana

Megawati mengatakan, Presiden Jokowi dalam pidato pembukaan Pertemuan Global PBB tentang Pengurangan Risiko Bencana ke-7 Tahun 2022, Jokowi telah menyampaikan bencana alam menjadi keseharian rakyat. Sebab Indonesia berada di kawasan ring of fire.
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki pengalaman baru yakni kawasan Kabupaten Flores, menderita akibat badai tropis siklon yang sebelumnya tidak pernah terjadi.
“Inilah bencana ekologi nyata yang kini ada di Indonesia dan belahan bumi lainnya. Saya menaruh perhatian yang begitu besar terhadap bencana ekologi akibat global warming," ucap Megawati.
"Kerusakan ekologi, dan eksploitasi alam, telah berjalan masif sejak revolusi Industri. Eksploitasi alam yang tidak terkendali, menciptakan ancaman terhadap kemanusiaan; bagi peradaban umat manusia,” urai Megawati.
Foto udara kerusakan yang diakibatkan banjir bandang di Waiwerang, Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, NTT, Selasa (6/4). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
Megawati mengatakan, berbagai bencana tersebut menguatkan kesadaran sebagai warga dunia.
"Bahwa kita menghuni planet bumi yang sama. Kesemuanya mengikuti dialektika hukum alam. Seluruh interaksi umat manusia menciptakan saling ketergantungan," ujar dia.
Demikian halnya kerusakan lingkungan, Megawati mengatakan industri yang tidak ramah lingkungan di suatu negara, atau pembuangan sampah tidak terkendali ke lautan, membawa kerusakan ekosistem bersama.
ADVERTISEMENT
Akibat kesalahan manusia itu, memicu kerusakan planet bumi, kebakaran hutan yang masif dan diperparah oleh perubahan iklim.
“Berbagai bencana alam tersebut, dalam cara pandang masyarakat Bali, merupakan manifestasi penderitaan bumi. Inilah local wisdom yang menyadarkan bumi milik kita semua. Dari Bali ini lah, semangat Nyepi; semangat 'mengistirahatkan bumi' dan Tri-Hita Karana kita gelorakan bagi dunia,” kata Megawati.
Megawati dalam pidatonya di Pertemuan Global PBB tentang Pengurangan Resiko Bencana ke-7 Tahun 2022. Foto: Dok. PDIP
Megawati kemudian menceritakan pengalamannya saat menjadi Presiden Republik Indonesia dalam penanganan bencana.
Ketua Dewan Pengarah BPIP ini menjelaskan, saat itu dirinya memperkuat Badan Search and Rescue. Megawati mendorong dibentuknya BNPB, memperkuat peran dan fungsi BMKG pada fungsi strategis, termasuk early warning system melalui aplikasi kemajuan teknologi.
Sedangkan dalam kapasitas sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati juga membentuk Badan Penanggulangan Bencana.
ADVERTISEMENT
“Hanya satu-satunya Partai di Indonesia yang memiliki Badan Mitigasi Bencana. Namun kesemuanya tidaklah cukup," kata Megawati.
"Saya selalu mencermati laporan BMKG, bagaimana dunia menghadapi global warming yang begitu serius; kenaikan muka air laut; ketidakpastian iklim, dan berbagai fenomena alam lainnya. Dengan dampaknya yang sangat besar, bencana ekologi harus dijawab dengan segera, melalui tindakan nyata,” pungkas Megawati.