Megawati Sentil Polri soal Rekayasa Kasus, Singgung Sambo dan Pelajar Ditembak

12 Desember 2024 14:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Foto: PDIP
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Foto: PDIP
ADVERTISEMENT
Ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan tegas menyatakan Polri melakukan rekayasa. Hal ini tercermin dari kasus Ferdy Sambo yang membunuh ajudannya, Bharada E.
ADVERTISEMENT
“Bahkan Polri dari berbagai laporan yang ada sampai terlibat secara institusional dalam Pemilu dan terbukti telah melakukan rekayasa hukum sebagaimana tercermin dalam kasus Sambo,” ujarnya di Four Seasons, Jakarta pada Kamis (12/12).
Mahasiswa hingga pelajar di Kota Semarang menggelar aksi kamisan di depan Polda Jawa Tengah, Jalan Pahlawan, Kota Semarang buntut kematian GRO (17) seorang pelajar SMK yang tewas ditembak polisi. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Mega menyebut bahwa dirinya sudah curiga ada penyelewengan di kasus ini. Menurutnya, bila ada klaim pelecehan seksual yang dilakukan Bharada E kepada istri Sambo, seharusnya ada bukti forensik.
“Saya kasus Sambo saya kan udah curiga. Gila deh. Saya tahu forensik,“ ucapnya.
“Saya bilang ini pasti ada pemalsuan. Saya bertanya ada waktu itu pada orang Polri suruh saya nanya gini, betul kah katanya ada pelecehan? Harusnya forensiknya ada. Mana?” tuturnya.
Tersangka pembunuhan Brigadir Yosua, Ferdy Sambo keluar dari Kejaksaan Agung, Jakarta, Rabu (5/10). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Selain itu, Mega juga menyinggung kasus pembunuhan seorang anak SMK, Gamma Rizkynata Oktavandy (17) oleh mantan anggota Polri, Aipda Robig di Semarang. Pada kasus ini, awalnya polisi menuduh Gamma terlibat tawuran hingga ditembak.
ADVERTISEMENT
“Terus yang ini, ternyata itu adalah salah satu anggota Paskibraka. itu yang anak yang Gamma itu loh. Ini kan kasus. Saya langsung suruh yang namanya dari BPIP, temui keluarganya. Tanyakan yang sebenarnya. Apa yang direkayasa?” tuturnya.
Terduga pelaku penembakan siswa SMK Aipda Robig Zainduin (kedua kiri) digiring petugas memasuki ruang sidang kode etik kasus tersebut di Mapolda Polda Jateng, Semarang, Jawa Tengah, Senin (9/12/2024). Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO
Mega menyebut klaimnya soal Polri melakukan rekayasa bukan dengan tujuan provokasi. Ia khawatir, Indonesia masuk ke dalam jalan kegelapan.
“Masa gini, kita langsung gak berani gitu? Saya berkali-berkali mengatakan, saya bukan provokator. Kalo provokator itu banyak tanpa bukti. Cuma ngomong doang. Ini lah saya khawatirkan. Bahwa tanpa sistem hukum yang berkeadilan Indonesia akan selalu berada dalam jalan kegelapan,” ucapnya.