Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengkritik soal survei yang kerap dilakukan dalam Pemilu untuk mengukur elektabilitas calon. Dia menyinggung bahwa survei bisa dibeli.
ADVERTISEMENT
"Lalu surveinya. Kalau ini ditulis. Bahwa benarkah? Saya ini tahu statistik. Tahu bahwa survei itu bisa dibeli. Bohong apa tidak? Bohong apa tidak? Nih apa, Pak. Kau bilang bohong. Tahu enggak statistik? Beda loh sama matematika. Boleh nanya. Untuk mencari hasil survei itu dari mana? Statistik," kata Megawati dalam Acara Seremoni Peresmian Sekretariat Dewan Pimpinan Pusat Taruna Merah Putih (TMP) dan Kegiatan Tebus Murah di Jalan Sumatera Nomor 18, RT 2/RW 4, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (28/10).
Menurut Megawati, survei kerap dilakukan melalui telepon. Padahal, menurutnya, hal itu tidak boleh dilakukan.
"Sebenarnya tidak boleh by phone. Jadi saya tahu. Tapi mana saya pernah ngomong kayak gitu? Nggak. Baru hari ini. Karena ini menurut saya anak-anak muda yang nggak boleh takut. Masa kalah sama orang tua. Iya loh," kata dia.
ADVERTISEMENT
Dia juga mempertanyakan soal responden dalam survei yang kerap berjumlah sedikit.
"Apa masuk di akal ya? Saya kan ya mikir. Yang namanya responden kok cuma segini? By phone lagi. Siapa yang suka main survei? Angkat tangan dong. Fair. Enggak ada tahu yang berani. Ayo di sono. Ayo. Saya ingin tahu. Kalau fair. Kalau menurut saya," ucapnya.
Terkait survei ini, Megawati menyinggung soal Pilgub Jakarta. Adapun jagoan PDIP dalam pemilu lima tahunan itu adalah Pramono Anung-Rano Karno. Namun dia tidak membeberkan lebih lanjut soal keterkaitannya.