Megawati, Try Sutrisno, hingga Pram-Rano Hadiri Ultah ke-80 Guntur Soekarnoputra

3 November 2024 13:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, Try Sutrisno, Pramono Anung hingga Rano Karno menghadiri peluncuran buku Sang Saka Melilit Perut Megawati dan perayaan ulang tahun ke 80 Guntur Soekarno, di Puri Agung Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Minggu (3/11). Foto: Haya Syahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, Try Sutrisno, Pramono Anung hingga Rano Karno menghadiri peluncuran buku Sang Saka Melilit Perut Megawati dan perayaan ulang tahun ke 80 Guntur Soekarno, di Puri Agung Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Minggu (3/11). Foto: Haya Syahira/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden RI ke 5 Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden ke-6 RIK Try Sutrisno, hingga pasangan cagub-cawagub Jakarta nomor urut 03, Pramono Anung dan Rano Karno menghadiri acara peringatan ulang tahun ke-80 Guntur Soekarno, Minggu (3/11).
ADVERTISEMENT
Peringatan hari ulang tahun ini juga sekaligus peluncuran buku 'Sang Saka Melilit Perut Megawati, Humaniora, Sejarah, dan Nasionalisme Internasionalisme' yang ditulis oleh Guntur.
Tampak Megawati duduk di kursi VVIP didampingi oleh elite partai PDIP. Di antaranya putra Megawati, Prananda Prabowo, dan Yasonna Laoly.
Megawati duduk semeja dengan Try Sutrisno. Di tengah acara, Pramono-Rano Karno tiba di lokasi acara dan langsung sowan mencium tangan Megawati.
Setelah itu mereka duduk bergabung 1 meja dengan Ketua Umum PDIP itu.
Acara kali ini pun dibuka langsung oleh putri Guntur, Puti Guntur Soekarno. Puti adalah orang yang mengumpulkan surat-surat merah dari Guntur yang berisi analisis sosial dan politik.
Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, Try Sutrisno, Pramono Anung hingga Rano Karno menghadiri peluncuran buku Sang Saka Melilit Perut Megawati dan perayaan ulang tahun ke 80 Guntur Soekarno, di Puri Agung Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Minggu (3/11). Foto: Haya Syahira/kumparan
Surat-surat inilah yang kemudian dikumpulkan menjadi buku.
ADVERTISEMENT
“Apa itu surat merah? Jadi kalau Bapak Guntur itu suka menganalisa, analisa dalam tulisannya itu bisa sifatnya humaniora, bisa sifatnya sosial-politik, bisa sifatnya juga yang nasionalisme atau internasionalisme,” cerita Puti.
“Maka tulisan-tulisan itu kemudian ditulis, dan ditaruh di dalam surat merah, dan dikirimkan ke saya yang namanya surat-surat merah dari Bapak,” lanjutnya.
Buku ini kemudian disunting oleh Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah.
Tidak hanya keluarga Sukarno dan elite PDIP yang hadir di lokasi. Keluarga Muhammad Hatta juga hadir yang diwakilkan oleh kedua putrinya yakni Halida Hatta dan Meutya Farida Hatta.