Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Melancong ke Malaka, Kota Bersejarah di Nusantara
14 Februari 2019 0:52 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB

ADVERTISEMENT
Kota Malaka, salah satu wilayah di Malaysia yang memiliki sejarah panjang. Menilik ke belakang, sejarah penaklukan lekat dengan kota di ujung Malaysia yang sepelemparan batu dari Pulau Sumatera ini.
ADVERTISEMENT
Sejarah penaklukan itu mulai dari era Portugis, Belanda, Inggris, atau kisah Pati Unus dari Demak, hingga legenda Hang Tuah.
Adipati Unus atau Pati Unus pernah mencoba menaklukkan Kota Malaka dan merebutnya dari tangan Portugis pada 1512-1513. Tapi sayang sekali, armadanya gagal menguasai penuh Malaka.
Kemudian ada legenda Hang Tuah, panglima laut yang masih menjad kontroversi apakah dia berasal dari Malaysia atau Indonesia.
Tetapi soal itu tak perlu diperdebatkan panjang, Hang Tuah adalah pahlawan Nusantara. Di Malaka, ada kampung yang diyakini penduduk setempat sebagai kampung Hang Tuah.
Kembali ke Kota Malaka, kota ini kini menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Malaysia. Selain wisata sejarah, kuliner, ada juga wisata kesehatan.
"Ada 500 ribu orang Indonesia selama 2018 yang berobat ke rumah sakit di Malaka," kata Bagian Penerangan Kota Malaka, Maryati, dalam keterangannya di sela menerima kunjungan Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia Indonesia (ISWAMI), Kamis (13/2).
Malaka pada 2018 menarik hingga 17 juta wisatawan, dengan komposisi 30 persen wisawatan asing dan 70 persen wisatawan lokal. Wisatawan dari luar Malaysia, tercatat untuk tiga besar yakni dari China, Singapura, dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Malaka selain urusan wisata kesehatan, yang paling utama menawarkan wisata sejarah. Kalau di Indonesia semacam Kota Tua, tapi Malaka lebih rapi dan tertata dalam menjaga warisan sejarah.
Tak heran kalau kota ini sejak 2008 ditetapkan menjadi World Heritage Sites UNESCO.
Beberapa objek wisata yang terkenal, mulai dari gereja peninggalan Belanda, rumah merah, benteng Malaka, hingga kampung dan peninggalan Hang Tuah, atau ada juga berpesiar di kanal atau sungai ala di Venesia.
Di kota ini, wisatawan bisa puas berjalan kaki melihat bangunan bersejarah atau juga berbelanja dan kuliner.
"Untuk 2019 kami menargetkan 20 juta wisatawan," kata Maryati lagi.
Menuju ke Malaka, juga mudah. Dengan mobil atau bus cukup 2 sampai 2,5 jam dari Kuala Lumpur. Angkutan ke Malaka mudah didapatkan di Kuala Lumpur. Menurut Maryati, untuk hotel juga tersedia banyak, mulai kelas budget sampai bintang lima.
ADVERTISEMENT