Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Gates Foundation berencana menjadikan Indonesia sebagai tempat uji coba vaksin TBC atau tuberkulosis yang dikembangkan oleh pendirinya, Bill Gates. Hal ini juga telah disepakati oleh Presiden Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
Rencana tersebut menuai beragam reaksi dari masyarakat. Sebagian masyarakat khawatir dijadikan kelinci percobaan dalam pengujian vaksin.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat tak perlu khawatir karena sebelum vaksin diberikan kepada manusia, telah melalui berbagai uji klinis. Sehingga keamanannya dapat dipastikan.
“Sama seperti (vaksin) COVID, ada clinical trial 1, aman apa enggak, clinical trial 2 bisa di manusia, aman apa enggak. Tiga dia lihat efektivitasnya. Kalau dikasih yang sembuh berapa persen? Nah, Indonesia menjadi tempat clinical trial 3 (dan) sudah jalan,” jelas Budi kepada wartawan, di Kantor Kelurahan Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Jumat (9/5).
"Ini supaya mengedukasi masyarakat juga, ini bukan kayak kelinci percobaan seperti itu." ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin
ADVERTISEMENT
Budi mengatakan, TBC adalah penyakit menular yang dapat membunuh paling banyak penderitanya. Di Indonesia, estimasi yang terkena TBC setiap tahunnya berjumlah sekitar 1 juta orang dengan pasien yang meninggal dunia sebanyak 125 ribu per tahun.
Budi melanjutkan, ada kemungkinan setiap 1 menit terdapat 4 pasien TBC di Indonesia yang meninggal dunia.
“Jadi ini harus dihilangkan [penyakitnya],” tuturnya.
Menkes Bakal Libatkan Satpol PP Screening Warga Terkait TBC
Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, setiap tahunnya yang mengalami penyakit TBC atau tuberkulosis di Indonesia berjumlah satu juta. Sementara pasien yang meninggal dunia karena TBC sebanyak 125 ribu, sehingga setiap menitnya ada 4 orang yang meninggal dunia.
Guna mengantisipasi peningkatan kasus TBC, screening atau pemeriksaan diperlukan secara menyeluruh, baik pasien TBC yang menunjukkan gejala ataupun tidak bergejala. Budi berencana untuk melibatkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dalam melakukan screening kepada warga untuk mencegah penularan TBC.
ADVERTISEMENT
“Kewajiban kita sebagai individu dan makhluk sosial, bahwa kita harus memastikan diri kita sehat, nah kadang-kadang kan gak semua orang teredukasi dengan baik. Ada yang diedukasi dengan wartawan nurut, ada yang diedukasi dengan pemerintahan nurut, ada yang mesti jalan-jalan dengan Satpol PP, begitu dia lihat jadi nurut," kata Budi kepada wartawan, di Kantor Kelurahan Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Jumat (9/5).
Budi melanjutkan, tujuan screening ini untuk memberikan penanganan secara cepat kepada warga yang terkena TBC, sehingga nyawa mereka dapat terselamatkan dan sembuh. Apalagi TBC ini juga berbahaya seperti COVID-19, karena pasien yang mengalaminya bisa saja tidak menunjukkan gejala.
Selain itu, World Health Organization (WHO) menargetkan pada tahun 2030 pasien yang mengalami TBC harus setidaknya berkurang sebesar 50 persen. Indonesia sendiri menduduki peringkat kedua dengan kasus TBC terbanyak di dunia.
ADVERTISEMENT
“Indonesia terbanyak nomor 2 di dunia. Jadi bukan paling atas ya. WHO bilang bahwa di 2030 harus eliminasi. Eliminasi itu harus turun minimal 50% (kasus TBC), “ imbuh dia.
Vaksin TBC Bill Gates Ditargetkan Beres 2028, Masyarakat Bisa Dapatkan Gratis
Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, rencana uji coba vaksin TBC atau tuberkulosis yang dikembangkan oleh pendiri Gates Foundation, Bill Gates, akan masuk dalam program Kementerian Kesehatan (Kemenkes. Artinya masyarakat dapat mendapatkannya secara gratis.
Alasannya, karena beban kasus TBC sangatlah tinggi dibandingkan malaria dan DBD. Setiap tahunnya, yang terkena penyakit TBC di Indonesia berjumlah satu juta. Sementara yang meninggal dunia bisa mencapai sekitar 125 ribu.
Budi menyebut, ditargetkan vaksin TBC bernama M72 ini dapat diberikan kepada masyarakat mulai tahun 2028.
ADVERTISEMENT
“Nanti rencana kita, karena ini kan burdennya (bebannya) paling tinggi, meninggal paling banyak dibandingkan malaria, DBD, semua penyakitan ular, ini yang penyakit pembunuh paling banyak. Itu nanti kita akan memasukkan (ke) program, cuma itu nanti begitu sudah jadi insyaallah 2028 nih,” kata Budi kepada wartawan, di Kantor Kelurahan Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Jumat (9/5).
Sejauh ini, Indonesia telah menyelesaikan proses rekrutmen partisipan untuk uji klinik fase 3 kandidat vaksin M72.
Kegiatan ini dilaksanakan di berbagai institusi medis terkemuka, termasuk RSUP Persahabatan, RS Islam Cempaka Putih Jakarta, RS Universitas Indonesia (RSUI), Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) Bandung, dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Pelaksanaan uji klinik tahap awal dimulai pada 3 September 2024 dan rekrutmen partisipan untuk uji klinik tahap 3 secara resmi telah selesai per 16 April 2025.
ADVERTISEMENT
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan RI menyebutkan uji vaksinasi ini juga dilakukan di sejumlah negara. Indonesia ada 2.095 partisipan.
Belajar dari Malaria, RI Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates karena Kasus No 2 Dunia
Menkes Budi Gunadi Sadikin berharap dengan uji coba vaksin TBC M72 dan kemudian banyak masyarakat yang cocok, maka akan dapat menyelamatkan 125 ribu pasien yang setiap tahunnya meninggal dunia.
Berdasarkan data Kemenkes, setiap tahunnya, terdapat 1 juta masyarakat Indonesia yang terdiagnosis TBC dan 125 ribu masyarakat meninggal dunia. Dari data tersebut, Budi mengatakan, Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia yang memiliki kasus TBC tertinggi.
“Indonesia terbanyak nomor 2 di dunia (kasus TBC). Kita harapkan kenapa Indonesia ikut berpartisipasi, karena Indonesia itu pasiennya banyak yang meninggal yang tadi saya bilang (125 ribu pasien meninggal dunia),” kata Budi di Kantor Kelurahan Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Jumat (9/5).
ADVERTISEMENT
Budi tak ingin kasus penemuan vaksin malaria terulang. Kala itu, Indonesia sebagai negara endemis malaria, tidak menjadi tempat menguji coba (uji klinik) calon vaksin malaria. Vaksin itu diuji coba di Afrika. Setelah uji coba menunjukkan efikasi/khasiat yang bagus dan vaksin diproduksi, vaksin malaria hanya cocok dengan genetika di Afrika.
“Kita waktu (uji coba vaksin) malaria enggak ikut, ketemu tuh vaksinnya. Ternyata vaksinnya itu khusus, vaksinnya cocok-cocokkan buat nyamuk dan pasien genetik Afrika. Jadi vaksin malaria ditemukan cocok buat di Afrika, Indonesia nggak. (Padahal) Indonesia, kan, banyak malaria juga,” kata Budi.
Untuk itu, Indonesia ingin lebih aktif untuk mencari vaksin yang ampuh untuk mencegah kasus TBC.