Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Melihat Basarnas, Polri, hingga TNI Bahu-membahu Cari Pesawat Sriwijaya Air
11 Januari 2021 8:49 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, tim dari TNI AL berhasil menemukan lokasi keberadaan black box Sriwijaya Air . Tim sudah menandai lokasi sinyal black box yang berisi riwayat terbang pesawat sebelum jatuh tersebut.
"Saat ini terus berupaya untuk mendapatkan black box yang posisinya sudah diduga kuat adalah posisi black box yang kita cari. Terbukti 2 sinyal yang dikeluarkan oleh black box terus bisa dipantau," kata Panglima TNI, Hadi Tjahjanto, di JICT, Jakarta, Minggu (10/1).
"Sekarang sudah kita beri marking, mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalu lama black box kita angkat sehingga sebagai bahan KNKT untuk menelusuri penyebab terjadinya kecelakaan," tambah dia.
Sebelum menemukan lokasi black box, pasukan TNI AL dari unsur Marinir, Denjaka, Kopaska, dan Taifib juga sudah mengangkat serpihan-serpihan pesawat dari dasar laut. Di antaranya roda dan bodi pesawat, serta nomor kursi penumpang.
Polri Bawa Pinger Locator Cari Black Box Pesawat Sriwijaya Air yang Jatuh
ADVERTISEMENT
Sebelum black box ditemukan, Polri ikut membantu dengan menggunakan Pinger Locator. Alat pendeteksi tersebut dibawa menggunakan kapal laut milik Ditpolairud Baharkam Polri.
“Dalam membantu pencarian pesawat yang jatuh tersebut kami membawa 2 set Pinger Locator yaitu alat untuk mencari Black Box,” kata Dirpolair Korpolairud Baharkam Polri Brigjen Pol Mohammad Yassin Kosasih, Minggu (10/1).
Alat pendeteksi tersebut digunakan oleh 50 penyelam dari Polri.
Polri Kerahkan 10 Kapal Laut dan 2 Helikopter Cari Sriwijaya Air yang Jatuh
Polri juga mengerahkan bantuan kapal dan helikopter untuk proses evakuasi bangkai pesawat dan pencarian penumpang. Ditpolair Polri menerjunkan 10 armada kapal laut, terdiri dari 7 armada kapal laut dan 2 helikopter milik Polri, serta 3 kapal milik Polda Metro Jaya.
ADVERTISEMENT
"Kami juga mengerahkan helikopter Dauphin As 365 N.3 dan helikopter Bel 429 P.3202," ujar Argo Yuwono.
Polri turut mengerahkan Kapal 2003, Kapal 2008 dan Kapal Raptor milik Polda Metro Jaya. Proses pencarian melibatkan 192 personel termasuk dari Kodam Jaya dengan tetap di bawah kendali Basarnas.
KRI Rigel Tangkap Sinyal dari Sriwijaya Air, Kopaska Diterjunkan
Titik koordinat jatuhnya pesawat sudah diketahui sejak Minggu pagi. Sehingga, pencarian bisa fokus di lokasi itu.
Panglima TNI mengatakan, tim di lokasi menerjunkan Kopaska untuk menyelam dan melakukan pencarian setelah menemukan sinyal pesawat.
"Dari hasil pemantauan bahwa diduga kuat sesuai dengan koordinat yang diberikan dari kontak terakhir adanya sinyal dari pesawat itu dan segera diturunkan tim penyelam dari Kopaska. Mudah-mudahan apa yang ditemukan dan informasikan KRI Rigel memang tepat," kata Hadi.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
KRI Rigel diterjunkan ke lokasi merujuk pada data laporan terakhir keberadaan Sriwijaya Air sebelum hilang kontak. Data itu diperkuat dengan data radar.
3 Pesawat TNI AU Dikerahkan
Tiga pesawat TNI Angkatan Udara (TNI AU) terdiri dari satu unit fix wing dan dua helikopter ikut dikerahkan. Pencarian pesawat dari udara dinilai bisa membantu menemukan titik-titik di mana puing dari pesawat Sriwijaya Air berada. Sebab visualisasinya menjadi lebih jelas.
Tambahan 150 personel TNI AU juga ikut diturunkan dalam pencarian ini. Tak menutup kemungkinan jumlahnya akan bertambah sesuai kebutuhan.
Sebelumnya, ada 4 pesawat TNI yang disertakan dalam pencarian Sriwijaya Air ini.
Empat pesawat tersebut yakni Helikopter Super Puma NAS-332 dari Skadron Udara 6 dan EC-725 Caracal Skadron Udara 8 Lanud Atang Sendjaja Bogor. Lalu Fix Wing Boeing 737 Intai Maritim Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanudin Makassar dan CN-295 Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, juga ikut diturunkan.
RS Polri Bangun Posko Antemortem Kumpulkan Data Korban Sriwijaya Air
ADVERTISEMENT
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah membangun Posko antemortem di RS Polri untuk proses pengumpulan data korban Sriwijaya Air dari pihak keluarga atau kerabat.
Antemortem adalah data atau riwayat korban sebelum meninggal dunia. Di antaranya, DNA, sidik jari, riwayat kesehatan dan kondisi yang diketahui keluarga terkait korban.
Data itu akan dicocokkan dengan postmortem yaitu data korban setelah meninggal dunia.
Dilansir Antara, Minggu (10/1), ada sekitar 6 orang petugas yang membangun tenda untuk posko Antemortem di RS Polri. Nantinya, para keluarga korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 akan berdatangan untuk menyerahkan data antemortem.
KNKT Terjunkan Kapal Baruna Jaya IV Cari Black Box Sriwijaya Air
Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT ikut membantu pencarian pesawat. KNKT ikut mencari black box dengan alat Underwater Recovery yang terdapat pada Kapal Baruna Jaya IV.
ADVERTISEMENT
"Saat ini kami KNKT sedang mengumpulkan informasi terkait pesawat, dan kami koordinasi dengan Kapal Baruna Jaya IV, dan di Kapal Baruna jaya sudah ada peralatan underwater recovery. Tentu kami akan mencari black Box dan sebagainya," kata Suryanto Cahyono, Ketua KNKT.
Polda Metro Jaya Kerahkan Tim Bantu Pencarian Sriwijaya Air yang Hilang Kontak
Polda Metro Jaya juga mengerahkan anggotanya untuk membantu pencarian pesawat. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus mengatakan, mereka menerima informasi pada Sabtu (9/1/2021) pukul 15.00 WIB dari nelayan di sekitar Kepulauan Seribu.
"Info dari nelayan sekitar pukul 15.00 WIB mendengar suara ledakan di sekitar timur Pulau Laki Kepulauan Seribu, ini yang masih dilakukan pengecekan oleh Polair dan Polres kepulauan seribu," kata Yusri dalam keterangannya, Sabtu (9/1).
ADVERTISEMENT
Saat ini, Tim DVI Polri telah menerima 7 kantong jenazah. Temuan tersebut akan diidentifikasi oleh di RS Polri, Jakarta Timur, Senin (11/1).
ADVERTISEMENT