Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Sampah menjadi persoalan yang tak kunjung selesai di Indonesia. Puluhan ton sampah, khususnya berbahan plastik yang sulit terurai, setiap hari dihasilkan masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Demi mengatasi masalah ini, pemerintah maupun swasta makin menggencarkan program untuk mengurangi sampah plastik. Salah satunya Danone Indonesia, yang mulai beralih menggunakan botol daur ulang sebagai kemasan air mineral yang mereka produksi.
Langkah untuk menggunakan botol daur ulang tersebut mereka jalankan dengan memproduksi dan mengumpulkan sendiri bahan baku botol plastik.
Produksi dilakukan oleh dua unit bisnis Danone Indonesia. Yakni, PT Roy Pet untuk tempat memasok dan menyortir botol bekas, serta PT Namasindo Plas sebagai tempat mendaur ulang botol bekas itu.
kumparan berkesempatan mengunjungi kedua pabrik yang berlokasi di Bandung itu, Selasa (10/12). Proses pemilahan botol yang masih bisa didaur, hingga melihat botol baru hasil daur ulang.
“Konsumsi plastik kita itu 19 kilogram per kapita per tahun. Setidaknya 5,6 juta ton sampah plastik yang dihasilkan di Indonesia. 57 persen sampah plastik itu tidak terkelola, 23 persen terbuang ke laut,” ujar Senior Sustainable Packaging Manager Danone Indonesia, Ratih Anggreini, di PT Namasindo Plas, Selasa (10/12).
ADVERTISEMENT
“Ini yang menyebabkan kita jadi penyumbang plastik ke laut kedua di dunia. Kemudian jadi pijakan juga bagi Aqua mengembangkan fokus ini. Tahun lalu kita mempelopori gerakan bijak berplastik,” sambungnya.
Menurut Ratih, beberapa tahun belakangan, Aqua sudah beralih menggunakan botol daur ulang, atau yang mereka sebut R-PET (Recycle-Polietilena tereftalat). Saat ini, kemasan air mineral mereka sudah menggunakan botol 25 persen daur ulang.
“Buat Danone-Aqua Masih sedikit yang 100 persen, paling banyak 25 persen. Kita belum bisa memastikan persentasenya. Saat ini yang kita sudah tuangkan kita ingin meningkatkan dulu botol varian lain tadi hingga 25 persen. Tapi bukan tidak mungkin sebelum 2025 lebih dari 50 persen,” jelas Ratih.
Proses penyortiran botol bekas yang bisa didaur ulang
ADVERTISEMENT
Proses pertama dalam daur ulang ini yakni penyortiran bahan baku yang masih memenuhi standar untuk diolah kembali menjadi botol. Proses ini dikerjakan oleh PT Roy Pet, perusahaan yang bertugas menyuplai flakes (cacahan plastik).
“Kita menyuplai flakes ke Namasindo. Proses di sini yakni sortir awal, kemudian penggilingan, pencucian, pengeringan setelah itu sortir akhir, terakhir baru packing,” jelas Jasmine, Owner Roy Pet.
Jasmine menjelaskan proses awal ini lebih banyak dikerjakan secara manual. Ia mempekerjakan 155 karyawan yang sebagian besar perempuan.
Setelah botol-botol tersebut disortir, barulah kemudian digiling untuk menghasilkan flakes. Sementara botol yang tak lolos sortir, dijual kepada pengepul yang membutuhkan bahan baku untuk membuat tekstil hingga tas.
“Sehari bisa sekitar 10 ton yang diproses, sebulan bisa 300-500 ton. Ini hitungan hasil flakes cacahan,” ujar Jasmine.
ADVERTISEMENT
“Botol yang bisa diproses yang masih bening dan tidak terkontaminasi apa pun. yang tidak diproses ada yang sudah dimasukan oli atau rokok, kita tidak memproses itu,” sambungnya.
Proses pengolahan Flakes hingga menjadi botol daur ulang
Berbeda dengan pengerjaan awal, proses pengolahan di Namasindo Plas lebih banyak menggunakan mesin. Perusahaan ini mengerjakan mulai dari pencucian, pengolahan flakes menjadi pellet (biji plastik) hingga menjadi botol lagi.
“Proses pertama incoming, kedua proses cuci di mesin surema. Ketiga proses pellet di mesin erema. Terakhir SSP (solid state polymerization atau bahan yang digunakan untuk membuat botol),” jelas Santi Suryati, Corporate Quality Assurance PT Namasindo Plas, saat kami berkunjung.
Setelah semua proses tersebut, botol tak langsung dibentuk di pabrik ini. Proses peniupan hingga menjadi botol dilakukan di pabrik pengisian mineral, demi memudahkan pengemasan.
ADVERTISEMENT
Menurut Ratih, cara tersebut efektif untuk mengurangi sampah plastik. Selain daur ulangnya dibuat lebih ramah lingkungan dan bisa didaur lagi, ia mengeklaim mereka mampu mengumpulkan kembali sampah botol ribuan ton per tahun.
“Kita sudah kumpulkan 12.000 ton botol plastik per tahun. Ini lokasinya di Bali, Lombok, Bandung ada dua, di bandung Roy Pet salah satunya, sama di Tangerang Selatan,” pungkas Ratih.