Melihat Capres Iran: Mayoritas Pendukung Setia Ebrahim Raisi

26 Juni 2024 15:46 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pelayat menghadiri pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi, di Teheran, Iran, Rabu (22/5/2024). Foto: Atta Kenare/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Para pelayat menghadiri pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi, di Teheran, Iran, Rabu (22/5/2024). Foto: Atta Kenare/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Enam kandidat siap bersaing dalam pemilihan presiden Iran pada Jumat (28/6) untuk menggantikan mendiang Ebrahim Raisi yang tewas dalam kecelakaan helikopter bulan Mei lalu.
ADVERTISEMENT
Lima dari enam kandidat berasal dari kubu konservatif, satu lainnya merupakan seorang reformis.
Dikutip dari Reuters, mereka berjanji akan menghidupkan kembali perekonomian yang lesu. Namun, warganya pesimis akan keringanan tekanan biaya hidup jika sanksi dan pelonggaran isolasi internasional terhadap Iran belum diakhiri.
Pemberlakuan sanksi Amerika Serikat sejak 2018 telah memukul ekspor minyak Iran dan memangkas pendapatan pemerintah.
Meskipun negara ini telah terhindar dari krisis ekonomi total, berkat ekspor minyak ke China dan harga minyak mentah yang lebih tinggi, ekspor minyak bumi masih berada di bawah pencapaian 2018.
Sebagian besar kandidat berencana meniru kebijakan Raisi terkait kemandirian ekonomi dan meningkatkan hubungan bisnis dengan Asia.
Sisanya mengaku akan membela hubungan yang lebih luas dengan dunia, tanpa menawarkan langkah-langkah praktis untuk mengatasi sanksi.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, berikut profil singkat keenam kandidat dalam pemilihan presiden Iran.

Mohammad Bagher Ghalibaf

Kandidat presiden Mohammad Bagher Ghalibaf Foto: MAJID ASGARIPOUR/REUTERS
Ghalibaf (62 tahun) adalah seorang konservatif terkemuka yang menjabat sebagai ketua parlemen sejak 2020.
Lahir pada 23 September 1961 di dekat kota Masyhad di timur laut, ia telah memegang berbagai jabatan pemerintahan termasuk wali kota Teheran.
Ghalibaf telah mencalonkan diri sebagai presiden sebanyak tiga kali, pada 2005, 2013 dan, 2017. Pada kesempatan terakhir, ia mundur untuk mendukung pencalonan Raisi.
Sebelum memasuki dunia politik, ia berada di Korps Garda Revolusi Islam, pembela ideologi republik Islam.
Pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengangkatnya sebagai kepala angkatan udara Garda pada 1997, dan ia menjadi kepala kepolisian pada 2000.

Amir-Hossein Ghazizadeh-Hashemi

Kandidat presiden Iran Amir-Hossein Ghazizadeh Hashemi Foto: Morteza Fakhri Nezhad/IRIB via REUTERS
Ghazizadeh-Hashemi (53 tahun) adalah seorang dokter ultrakonservatif dan pendukung setia pemerintahan Raisi.
ADVERTISEMENT
Lahir pada 14 April 1971, ia menjabat sebagai wakil presiden dan mengepalai Yayasan Martir.
Sebelumnya, ia mewakili Masyhad di parlemen selama empat periode berturut-turut.
Pada Pilpres 2021, ia memperoleh 3,5 persen suara.

Saeed Jalili

Kandidat presiden Iran Saeed Jalili Foto: MAJID ASGARIPOUR/REUTERS
Jalili (58 tahun) adalah mantan negosiator nuklir ultrakonservatif. Ia dikenal karena pendiriannya yang anti-Barat dan tak kenal kompromi.
Lahir pada 6 September 1965 di Masyhad, ia dipilih oleh Khamenei sebagai salah satu wakilnya di Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.
Jalili merupakan seorang veteran perang Iran. Ia telah kilangan satu kakinya selama bertugas.
Dia memimpin negosiasi program nuklir Iran antara 2007 dan 2013. Jalili sangat menentang perjanjian nuklir tahun 2015 dengan AS dan Barat yang bertujuan untuk mengekang aktivitas nuklir Teheran dengan imbalan keringanan sanksi.
ADVERTISEMENT
Jalili mencalonkan diri sebagai presiden pada 2013 dan mendukung Raisi pada 2017.

Massoud Pezeshkian

Massoud Pezeshkian, kandidat reformis dalam pemilihan presiden Iran Foto: Atta Kenare/AFP
Pezeshkian (69 tahun) adalah kandidat tertua dan satu-satunya reformis dalam pemilu ini.
Lahir pada 29 September 1954, ia adalah seorang ahli bedah jantung yang vokal dan telah mewakili kota Tabriz di barat laut di parlemen sejak 2008.
Dia adalah menteri kesehatan di pemerintahan mantan presiden reformis, Mohammad Khatami.
Dalam pemilihan presiden 2021, ia didiskualifikasi bersama kandidat reformis dan moderat lainnya.
Baru-baru ini, dia mengkritik pemerintahan Raisi karena kurang transparan saat protes nasional mengenai kematian Mahsa Amini di tahanan polisi pada September 2022.

Mostafa Pourmohammadi

Kandidat presiden Iran Mostafa Pourmohammadi Foto: Morteza Fakhri Nezhad/IRIB vis REUTERS
Pourmohammadi (64 tahun) adalah satu-satunya ulama yang ikut serta dalam pemilihan presiden Iran.
Seorang politisi konservatif dan veteran, ia lahir pada 23 Desember 1959 di kota keagamaan Qom.
ADVERTISEMENT
Dia memegang berbagai posisi selama karirnya termasuk di kementerian intelijen Iran.
Pourmohammadi menjabat sebagai menteri dalam negeri di bawah pemerintahan presiden garis keras Mahmoud Ahmadinejad, dan menjabat sebagai menteri kehakiman di bawah presiden moderat Hassan Rouhani.

Alireza Zakani

Alireza Zakani, walikota Teheran mendaftarkan diri sebagai kandidat pemilihan presiden Foto: MAJID ASGARIPOUR/REUTERS
Zakani (58 tahun) adalah seorang ultrakonservatif yang menjabat sebagai Wali Kota Teheran sejak Agustus 2021.
Lahir di ibu kota pada 2 April 1965, dia adalah seorang veteran perang Iran-Irak.
Zakani sempat menjadi kandidat pada Pilpres 2021 sebelum mundur untuk mendukung Raisi. Sebelumnya dia didiskualifikasi dari pencalonan pada 2013 dan 2017.
Dia adalah anggota parlemen selama empat periode terpisah, mewakili Teheran selama tiga periode dan Qom untuk satu periode.
Dia adalah pengkritik keras perjanjian nuklir pada 2015.
ADVERTISEMENT