Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Fajar Yulianto selaku Peneliti Ahli Madya LAPAN mengatakan dari data itu didapati fakta bahwa mayoritas daerah yang berada di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito yang paling terdampak bencana banjir tersebut. Menurutnya kurang lebih terdapat 15 kabupaten sepanjang DAS Barito yang terdampak banjir Kalsel tahun ini.
"Mencoba melakukan estimasi luasan daerah terdampak banjir yang ada di khusus ya di DAS Barito Kalimantan Selatan seperti yang dapat Bapak Ibu lihat di sini bahwasanya distribusi banjir ada hampir melintasnya atau berada di sekitar kurang lebih 15 wilayah kabupaten atau kota yang ada di Kalimantan Selatan khususnya masuk ke dalam cakupan DAS Barito ya," ujar Fajar dalam Focus Group Discussion (FGD) terkait banjir di Kalimantan Selatan yang digelar secara virtual, Selasa (2/2).
"Yang mana kalau kita coba lihat berdasarkan persentase dari luas area yang terdeteksi sebagai banjir ini dapat dikalkulasi hampir sekitar 27 persen ini ada di wilayah kabupaten Banjar dan 24 persen ada di wilayah Barito Kuala," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Kendati belum seluruh daerah dikalkulasikan dampaknya, Fajar menyebut untuk Kabupaten Banjar hingga kini tercatat ada sekitar 60 hektar lahan yang terdampak banjir kali ini. Jumlah itu lebih sedikit dengan Kabupaten Barito Kuala yang juga tercatat sebagai kabupaten terdampak banjir Kalsel.
"Untuk sementara ini bahwasanya dari distribusi dan estimasi luas genangan yang terjadi secara luas atau terluas yang terjadi di Kabupaten Banjar ini berada sekitar lebih dari 60.000 hektar atau mencapai kurang lebih 27% dari luas banjir yang terdeteksi," ungkap Fajar.
"Kemudian selanjutnya ada kabupaten Barito Kuala sekitar lebih dari 50.000 hektar atau mencapai kurang lebih 24% dari luas banjir yang terdeteksi di mana hasil analisis ini bersifat estimasi," lanjut dia.
Meski begitu, proses validasi lapangan menurut Fajar jelas perlu dilakukan untuk memastikan seluas apa daerah cakupan yang terdampak bencana banjir ini. Oleh karena itu, kata Fajar, pihak LAPAN masih harus sinkronisasi data terlebih dahulu dengan pihak BNPB dan BPBD dalam pemetaan daerah terdampak banjir untuk memperoleh data yang lebih akurat.
ADVERTISEMENT
"Tentu saja hasil yang kami peroleh berdasarkan analisis ini belum dilakukan yang namanya validasi ataupun verifikasi lapangan sehingga nanti perlu dikomunikasikan lebih lanjut dari pihak BPBD kementerian lembaga terkait atau pemda setempat untuk bisa menyinkronkan apakah hasil diperoleh berdasarkan penginderaan jauh ini sudah cukup bagus atau ini terkait dengan verifikasi dan juga akurasinya," kata Fajar.