Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.81.0
Melihat Dapur Katering Jemaah Haji di Makkah Bercita Rasa Nusantara
23 Mei 2024 6:43 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aroma harum dari daging sapi gepuk dan tumis sayuran menyeruak memenuhi ruangan. Sejumlah pekerja laki-laki terlihat sibuk mengepak nasi dan lauk pauk ke dalam kotak makan.
ADVERTISEMENT
Rupanya mereka sedang menyiapkan menu makan malam untuk para jemaah haji yang berada di Makkah. Selama berada di Makkah, jemaah akan mendapat makan sebanyak 84 kali dengan masa tinggal 28 hari.
Katering untuk jemaah haji Indonesia di Makkah disiapkan oleh 57 penyedia katering lokal. Mereka sudah mendapat pelatihan dari Kemenag agar masakan yang disajikan sesuai dengan selera lidah orang Indonesia.
Salah satu penyedia katering itu adalah al-Hala Hijaz di kawasan Zaidy, Makkah. kumparan berkesempatan mengunjungi dapur al-Hala Hijaz.
Saat sampai di lokasi, petugas katering meminta kumparan untuk mengenakan masker, penutup kepala dan sarung tangan. Semua perlengkapan itu memang sudah menjadi standar agar makanan yang dimasak terjaga mutu dan higienisnya.
ADVERTISEMENT
Ruangan pertama yang ditunjukkan oleh penyedia katering adalah ruang pengemasan nasi boks. Sejumlah petugas terlihat memasukkan nasi, daging gepuk sapi hingga tumis jagung wortel.
Penutup nasi boks itu tertulis 'makan malam', makanan harus segera dikonsumsi paling lambat pukul 21.00 WAS.
Setelah di ruang pengemasan, berlanjut ke ruangan bumbu dan freezer tempat mendinginkan daging, ayam hingga ikan, dan dapur untuk memasak.
Kondisi dapur terlihat bersih dan rapi. Para petugas selalu mengenakan pakaian khusus seperti masker dan penutup kepala untuk menjaga kebersihan makanan.
2 Juru Masak Asal Indonesia
Ada tangan Pujiono dan Nur Alamsyah di balik lezatnya konsumsi jemaah bercita rasa nusantara itu. Pujiono, lelaki asal Jombang ini sudah dua tahun bergabung sebagai juru masak di dapur al-Hala.
ADVERTISEMENT
Di sini ada tiga juru masak dan lima asisten yang dipercaya mengolah masakan jemaah di dapur tersebut.
Saat ditanya tantangan yang dihadapi dalam menyediakan makanan bagi jemaah, Pujiono menyebut soal distribusi, sebab konsumsi setiap jemaah harus dipastikan lancar tanpa ada keterlambatan.
“Tantangannya makanan harus tepat waktu disajikan kepada jemaah. Jadi kami harus mengatur waktu agar memasak bisa dilakukan dengan cepat dan rasanya enak,” ucap Pujiono.
Selain Pujiono, ada juga Nur Alamsyah, rekan juru masak Pujiono. Ia sudah 10 tahun tinggal di Arab dan sempat bekerja di usaha katering, khususnya katering bagi jemaah umrah.
Pria asal Banten ini mengaku belajar memasak sejak kecil di rumahnya karena membantu orang tua yang semua anaknya laki-laki. Dia belajar memasak secara otodidak, hingga akhirnya bisa menjadi juru masak.
ADVERTISEMENT
“Saya belajar masak juga dari YoutTube. Kalau kita mau belajar pasti bisa,” ujar Nur Alamsyah.
Live Update