Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Melihat Dapur Katering untuk Jemaah Haji: Cita Rasa Indonesia di Dapur Saudi
14 Juni 2022 15:40 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kementerian Agama meningkatkan layanan konsumsi untuk jemaah haji Indonesia tahun ini dari semula dua kali makan, menjadi tiga kali yaitu pagi, siang, dan malam.
ADVERTISEMENT
Bagaimana makanan itu disiapkan untuk jemaah haji Indonesia?
kumparan yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, meninjau salah satu perusahaan yang menyediakan makanan untuk jemaah haji, yaitu Raghaeb, di Syauqiyah, Makkah.
Perusahaan ini memproduksi makanan termasuk menyiapkan buah dan minum untuk jemaah haji di Makkah pada pagi dan siang hari. Untuk malam disiapkan perusahaan lain.
"Kita usahakan bumbu datang dari Indonesia. Kunyit, lengkuas, sereh, salam. Beras Pandan Wangi dari Cianjur. Ada juga memang produk (beras) Thailand, tapi yang sesuai standar kita," ucap pengawas katering, Rusna Purnama, saat ditemui di tempat produksi, Selasa (14/6).
Jadwal makan untuk jemaah Indonesia sudah ditentukan, maksimal dimakan 2 jam setelah makanan disajikan. Lebih dari itu, makanan dikhawatirkan basi. Makanan itu dibungkus dalam kotak aluminium tahan panas.
ADVERTISEMENT
Sementara jumlah yang diproduksi menyesuaikan jemaah yang tiba di Makkah. Saat ini jemaah dari Madinah bergerak ke Makkah mulai Minggu (12/6). Total sudah 1.354 jemaah tiba di Makkah.
"Kapasitas tiap dapur berbeda, 5.000-7.000 (pax), tiap dapur kapasitas maksimalnya, tergantung pengalaman dapur. Perusahan ini masih siapkan 1.500-2.000 (pax)," ujar dosen Politeknis Pariwisata NHI, Bandung, itu.
Rusna dan tim pengawas akan mengawasi makanan dari mulai bahan baku, pengolahan, kondisi dapur, hingga distribusi. Ada 31 perusahaan yang menyiapkan katering untuk jemaah di Makkah. Belum termasuk perusahaan untuk jemaah saat di Madinah.
Sofiyanto, Chef dari Indonesia
Salah satu chef asal Indonesia yang sudah bekerja 3 tahun di Raghaeb, Sofiyanto, menceritakan masakan untuk pagi disiapkan malam, sementara untuk siang disiapkan pagi.
ADVERTISEMENT
"Kita sebisa mungkin rasanya tradisional. Yang paling banyak diminati itu rendang sama semur, tapi balado tidak terlalu pedas karena tidak semua jemaah kita muda. Takutnya sakit perut, tidak makan pedas. Asamnya juga tidak pakai cuka, pakai jeruk nipis," tutur Sofiyanto.
Dia menyebut bahan baku asal Indonesia banyak didapati di toko-toko Saudi. Kalau pun pada saat puncak haji ada bahan baku yang sulit, bisa diusahakan dari negara lain. Misal beras dari Thailand.
"Kesulitannya paling nanti di Arafah, Mina. Kita masak harus pakai kayu bakar contoh 8.000 (pax) dengan kondisi panas terik enggak ada AC. Dapurnya di sana disiapkan terbuka," tutur Sofiyanto.
Berikut menu makan yang akan diterima jemaah haji Indonesia di Makkah dan Madinah: