Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Melihat Gemerlap Jalan Mangga Besar yang Mengundang Penasaran
7 Januari 2017 16:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT
Mangga Besar atau biasa dipanggil Mabes selalu identik dengan 'wisata' malam. Gemerlap ibu kota Jakarta bisa dicari di kawasan Jalan Mangga Besar Raya ini. Berderet klab malam hingga penginapan. Tapi bagaimana kalau siang hari datang ke Mangga Besar?
ADVERTISEMENT
Dengan TransJ dari Monas bisa turun di Halte Glodok atau kalau dengan kereta bisa turun di kawasan Stasiun Kota. Tak usah bingung mencari kawasan Mangga Besar tinggal tanya orang sekitar pasti akan diberi tahu. Dari halte atau stasiun tinggal jalan saja.
Siang ini, Sabtu (7/1) kumparan melihat kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Tempat karaoke dan diskotek berjejer. Mungkin karena siang hari suasana tak terlihat ramai, tapi tetap saja banyak mobil terparkir di halaman depan diskotek dan tempat karaoke.
Beberapa tempat hiburan dapat ditemukan di dalam satu lokasi, Lokasari Square. Di komplek pertokoan itu, terdapat klab malam seperti Unicorn, Newton, Olympic, dan Millie's. Apa yang ada di dalam klab malam itu? Kumparan tak sempat masuk ke dalam, karena semata hanya ingin melihat Mangga Besar.
ADVERTISEMENT
Lokasari Square berada di Jalan Mangga Besar IX, tidak tampak dari jalan protokol Mangga Besar Raya. Selain toko-toko, banyak juga terdapat gedung kumuh yang tak terawat. Beberapa dijadikan tempat tinggal.
Warga keturunan tionghoa mendominasi wilayah ini. Maka, bukan hal aneh juga bila bahasa mandarin terdengar dari obrolan pinggir jalan.Menjejaki daerah ini merupakan pengalaman tersendiri. Karena digolongkan wilayah pecinan, kanan kiri jalan dipenuhi dengan toko-toko yang masih menggunakan hanzi untuk menuliskan namanya.
Hotel juga bertebaran di wilayah Mangga Besar, mungkin suplementer dari bisnis hiburan malam. Dari hotel kecil dengan biaya murah sampai yang lebih megah dengan biaya lebih mahal ada di Mangga Besar. Di antara bangunan kumuh dan tempat hiburan malam, berdiri sebuah oase spiritual bagi pemeluk agama Budha, Vihara Avalokitesvara.Â
ADVERTISEMENT
Bila ditelusuri secara historis, memang kawasan Kota sejak dahulu menjadi daerah 'lokalisasi' pertama zaman Batavia. Pengunjungnya adalah pejabat VOC dan pedagang China.. Dulu, masyarakat Batavia mengenal PSK dengan sebutan 'cabo', yang disadur dari 'caibo' -- istilah mandarin untuk wanita malam.
Karena telah mengakar sejak Jakarta masih muda, prostitusi wilayah Kota terus menjalar. Pada tahun 1960-an, praktik prostitusi menyebar hingga Petojo dan Sawah Besar.Â
Demikian sekelumit saja penjelajahan di Mangga Besar yang kerap disebut dalam candaan pria-pria di saat santai.