Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.5
21 Ramadhan 1446 HJumat, 21 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
Di balik kemegahannya, Kota Jakarta ternyata masih menyimpan sejumlah problematika. Salah satunya ketersediaan trotoar yang sejatinya bisa menyelamatkan nyawa.
ADVERTISEMENT
Tak semua jalan punya trotoar. Padahal keberadaannya begitu penting buat mereka yang ingin berlalu lalang.
Di Jalan Raya Srengseng, Jalan Raya Kelapa Dua, dan Jalan Sukabumi Selatan di Jakarta Barat, misalnya. Jalan yang luas tak diimbangi dengan trotoar yang menjadi hak pejalan kaki.
Warga pun harus bertaruh nyawa tiap ingin melintas. Mereka terpaksa berjalan di pinggir jalan yang juga dilewati kendaraan bermotor. Meleng sedikit, bisa celaka.
Di Jalan Raya Kelapa Dua, Kembangan, Jakarta Barat, dua anak melangkah kaki menuju sekolahnya. Tapi perjalanannya tak begitu mulus. Bila tak hati-hati, kendaraan ngebut bisa mengancam nyawa keduanya.
Mereka terpaksa melangkah di bahu jalan yang sempit, sesekali menepi saat kendaraan melaju dari arah depan mereka. Sering menengok kanan kiri, memastikan semua dalam keadaan aman.
ADVERTISEMENT
Situasi serupa juga terlihat di Jalan Sukabumi Selatan. Tidak adanya trotoar membuat warga harus berbagi ruang dengan kendaraan bermotor.
“Kadang takut juga kalau jalan di sini, apalagi kalau truk atau motor lewat kencang,” kata Asti (38), seorang ibu yang kerap mengantar anaknya ke sekolah dengan berjalan kaki. Ia berharap ada akses trotoar agar anak-anak bisa berjalan dengan aman.
Selain keselamatan, kenyamanan juga menjadi keluhan warga. Seorang warga di sekitar Jalan Raya Srengseng, mengaku harus ekstra waspada saat melintas di kawasan tersebut.
“Kalau hujan, tanah di pinggir jalan jadi becek. Kalau kemarau, debunya ke mana-mana. Harus siap-siap pakai masker,” ujarnya.
“Kalau sore ke malam juga banyak yang jualan apa lagi di arah perempatan srengseng, akses untuk jalan makin sempit,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Minimnya trotoar ini tidak hanya menyulitkan pejalan kaki. Beberapa warga tak sedikit yang memilih menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum meski bepergian jarak dekat.
Jawabannya karena satu hal: hanya untuk selamat di jalan yang tak bertrotoar.