Melihat Jembatan Akar di Sleman, Dulu Dianggap Angker Kini Jadi Wisata Favorit

11 Agustus 2023 16:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jembatan akar yang berada di Kurahan 4, Margodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, saat ini tengah jadi favorit wisata, Jumat (11/8). Jembatan akar ini telah ada sejak zaman Jepang dahulu.  Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jembatan akar yang berada di Kurahan 4, Margodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, saat ini tengah jadi favorit wisata, Jumat (11/8). Jembatan akar ini telah ada sejak zaman Jepang dahulu. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jembatan akar yang berada di Kurahan 4, Margodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, saat ini tengah jadi wisata favorit. Jembatan akar ini disebut telah ada sejak zaman Jepang.
ADVERTISEMENT
kumparan menyempatkan diri berkunjung ke sana, Jumat (11/8). Tampak pohon beringin belibis menjulang tinggi. Akarnya merambat hingga menyeberangi Kali Sipolo. Panjangnya sekitar 10 meter.
"Jembatan akar sendiri awal mulanya saya nggak tahu. Jembatan ini menghubungkan antar-RT pada zaman dahulu, sebelum ada jalan yang sekarang ini (jalan baru)," ucap Mangkuharjono (73) warga Kurahan.
"Sudah zaman Jepang ada. Zaman mbah-mbah saya dulu," katanya.
Jembatan akar yang berada di Kurahan 4, Margodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, saat ini tengah jadi favorit wisata, Jumat (11/8). Jembatan akar ini telah ada sejak zaman Jepang dahulu. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
Selain untuk menghubungkan antar-RT, jalan ini juga digunakan warga yang hendak ke sawah untuk bertani.
Mangkuharjono menjelaskan, dahulu jembatan dibuat menggunakan besi rel lori dari pabrik tebu di Cebongan. Rel dipendam di tanah, lalu lama kelamaan pohon membesar dan akarnya menjalar mengikuti jembatan.
"Jadi orang-orang ya, nggak tahu, nggak ada yang meletakkan supaya menjalar ke sana, nggak, alami," katanya.
ADVERTISEMENT
Ternyata menjalarnya akar ini membuat jembatan semakin kuat. Sehingga jembatan tak pernah rusak dan bebas perawatan.
"Karena sudah ada kekuatan akar itu masyarakat sini tinggal pakai terus," katanya.
Saat ini karena sudah ada dua jembatan baru, jembatan akar ini hanya digunakan warga untuk pergi ke sawah.
Jembatan akar yang berada di Kurahan 4, Margodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, saat ini tengah jadi favorit wisata, Jumat (11/8). Jembatan akar ini telah ada sejak zaman Jepang dahulu. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan

Dahulu Dikenal Angker

Mangkuharjono mengatakan pohon ini dahulu dianggap angker. Banyak orang yang menjalankan ritual Laku Prihatin di bawah pohon itu.
"Sebenarnya dulu untuk keperihatinan. Apalagi dulu waktu musim nalo (togel) itu ramai sekali tiap malem orang-orang cari nomer. Benar itu," katanya.
Dia mengatakan pernah mendengar cerita horor seperti orang yang melihat ular. Namun, itu tergantung kepercayaan masing-masing.
"Ya angker, tidak sembarang orang kalau malam berani lewat sini," katanya.
ADVERTISEMENT
"Yang dilihatin malah orang-orang luar. Saya sendiri yang orang sini malah belum pernah," jelasnya.
Bahkan ada yang pernah ingin membuat acara uji nyali tetapi tidak diperbolehkan karena mereka tak izin pemilik.
Jembatan akar yang berada di Kurahan 4, Margodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, saat ini tengah jadi favorit wisata, Jumat (11/8). Jembatan akar ini telah ada sejak zaman Jepang dahulu. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan

Viral Setelah Diperkenalkan Goweser

Sebulan terakhir, jembatan ini viral setelah diramaikan oleh para pesepeda. Banyak pesepeda yang berfoto di sana sambil menikmati alamnya.
"Sejak bulan kemarin (viral). Setelah diviralkan oleh goweser," katanya.
Diharapkan ke depannya, keberadaan jembatan akar ini bisa bermanfaat bagi ekonomi warga setempat. Sekitar 5 pedagang sudah berjualan di situ. Sejauh ini tak ada tarif untuk wisatawan yang berkunjung di situ.
"Yang otomatis ramai itu Sabtu Minggu. Jam 6 itu sudah pada datang," katanya.
Jembatan Dianggap Unik
ADVERTISEMENT
Tri (51) warga Wirobrajan, Kota Yogyakarta sengaja menyempatkan diri ke jembatan akar karena penasaran. Menurutnya tempat ini menarik apabila bisa dikelola dengan lebih baik lagi dan terkonsep.
"Tahu dari medsos. Belum lama ini. Meski katanya udah ratusan tahun tapi viralnya baru-baru ini," katanya.
Menurutnya, lokasi wisata ini akan lebih menarik jika pengunjung bisa mendapatkan penjelasan mengenai sejarah jembatan ini.
"Ini termasuk potensi yang unik untuk jembatan akar, kan sifatnya alami dan tidak bisa dibuat instan," jelasnya.