Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Melihat Kecanggihan Smart Toilet di Halte TransJakarta Monas
9 Oktober 2017 17:12 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Mungkin hampir sebagian orang pernah mengalami kebelet waktu akan naik bus Transjakarta. Sayangnya, saat kebelet itu, banyak pengguna TransJakarta yang tidak dapat menuntaskannya di halte.
ADVERTISEMENT
Mereka harus menahan hasrat untuk buang air kecil atau buang air besar, sampai tempat tujuan. Mungkin juga sebagian orang memilih keluar dari halte dan mencari toilet meski mereka sudah tapping. Bagi Anda yang punya pengalaman seperti itu, mungkin pengalaman Anda akan menjadi kenangan.
Karena hari ini Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, sudah meresmikan Smart Toilet. Wuih, mendengar namanya saja, tampaknya toilet ini berbeda dari toilet yang biasa kita temukan pada umumnya.
Memang benar, smart toilet berbeda dari toilet umum kebanyakan. Bedanya apa? Menurut Staf Riset dan Pengembangan Bisnis PD PAL Jaya, Tifani, Smart Toilet ini juga menggunakan flush yang berasal dari Eropa tepatnya Prancis.
Lalu, Smart Toilet ini semuanya berbahan dasar stainless. Mulai dari toilet jongkok hingga duduk, lalu tempat sabun, juga tempat sampah.
ADVERTISEMENT
"Ya jadi, Smart Toilet ini, kalau yang namanya smart itu kan pakai teknologi, gitu. Jadi beberapa komponen kalau dilihat di brosurnya, kenapa smart? Yang pertama pakai sistem tapping. Di tap, terus masuk, itu melalui sistem tapping. Sudah itu, ada sensor otomatis lampu dan exhaust fan-nya. Jadi, misalnya tadi lihat, sebelum ditap, lampunya kan mati. Pas ditap, dia baru nyala lampunya," kata Tifani kepada kumparan di Halte TransJakarta Monas, Jakarta Pusat, Senin (9/10).
"Terus exhaust fan-nya nyala. Jadi itu sistem untuk menghemat energi. Untuk menghemat air, kita juga pakai kalau di Indonesia itu standarnya flush itu 3 sampai 4,5 liter per flush ya. Nah kalau ini kita ini pakai dari impor, itu, 1 kali flush 2 sampai 4 liter. 2 untuk yang kecil, 4 untuk yang besar," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu saja, Tifani menjelaskan, keran di Smart Toilet ini memakai sensor. Jadi, bisa menghemat air. Sebenarnya, Smart Toilet yang baru diresmikan oleh Djarot ini masih dalam tahap riset.
Tifani mengatakan bahwa ke depannya diharapkan warga Jakarta punya sanitasi di mana-mana. Karena masih riset, maka, PD PAL Jaya akan mencatat data pengguna atau pemakai Smart Toilet ini.
"Nah pengumpulan data itu, pengumpulan jumlah pengguna per hari, durasi pemakaian, dan juga waktu penggunaan. Jadi kita akan lihat dari data itu kira-kira, oh berapa sih demand-nya per hari. Per orang itu berapa lama. Sehingga dari situ kita bisa memutuskan ke depannya itu kira-kira kita akan buat seperti apa. Ini juga bagian dari riset," ucap Tifani.
Kemudian juga akan ada evaluasi dari PD PAL Jaya terkait Smart Toilet ini. Diharapkan setelah dievaluasi ada peningkatan skill dari Smart Toilet ini.
ADVERTISEMENT
"Karena ini kan baru bikinnya dua dulu. Satu di halte ini, satu di halte Balai Kota. Ke depannya kita harap ada di setidaknya ada di 33 halte TransJakarta," tuturnya.
Kelebihan dari Smart Toilet sendiri yaitu aman bagi lingkungan, bersih dan wangi, desain yang minimalis, ramah disabilitas, dan di-maintenance oleh PD PAL Jaya.