Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
25 Ramadhan 1446 HSelasa, 25 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Melihat Keindahan Masjidil Haram Tanpa Crane Setelah 2 Dekade Pembangunan
23 Maret 2025 14:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Setelah lebih dari dua dekade, Masjidil Haram akhirnya terbebas dari crane yang selama ini menjadi bagian tak terpisahkan dari proyek ekspansi besar-besaran.
ADVERTISEMENT
Tahun 2025 menandai era baru bagi jemaah haji dan umrah yang kini bisa menikmati keindahan Ka’bah tanpa gangguan alat berat.
Perjalanan Panjang Perluasan Masjidil Haram
Proyek Perluasan Masjidil Haram Makkah merupakan bagian dari "Visi Saudi 2030" Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman. Tujuannya meningkatkan kapasitas masjid secara signifikan untuk melayani semakin banyak jemaah.
Sejak awal 2000-an, konstruksi besar-besaran dilakukan untuk mengubah wajah Masjidil Haram.
Peningkatan kapasitas Ma'taf di 2005 memungkinkan lebih dari 50 ribu menjadi 130 ribu jemaah bertawaf per jam.
Menara Jam Abraj Al-Bait menjadi titik awal, diikuti dengan perluasan Mas’ā dan proyek Raja Abdullah yang memperbesar area tawaf.
Puncaknya terjadi pada 2012 ketika crane mulai didatangkan untuk memperluas Ma'taf, memungkinkan lebih banyak jemaah bertawaf dalam satu waktu.
ADVERTISEMENT
Pada 2015, Raja Salman pun meluncurkan lima proyek besar yang dirancang untuk memungkinkan masjid menampung hampir 2 juta jemaah.
Kini, proyek ekspansi memasuki fase akhir.
Merangkum berbagai laporan media lokal Arab Saudi, dengan investasi lebih dari USD 100 miliar, luas Masjidil Haram akan mencapai 1,5 juta meter persegi pada 2030, mampu menampung 30 juta jemaah haji secara bersamaan.
Fasilitas pendukung juga ditingkatkan—jumlah toilet naik menjadi 16.726 unit, tempat wudu mencapai 12.639, serta sistem pendingin udara ditingkatkan hingga 199.000 ton.
Bagi jutaan muslim di seluruh dunia, perubahan ini bukan hanya soal arsitektur, tetapi juga pengalaman spiritual.
Tanpa alat berat, area Masjidil Haram menjadi lebih lapang. Pergerakan jemaah lebih leluasa, terutama saat tawaf.
ADVERTISEMENT
Tragedi Crane 2015
Di balik megahnya ekspansi Masjidil Haram, ada tragedi yang membekas. Pada 11 September 2015, sebuah crane roboh akibat badai, menewaskan 108 jemaah, termasuk 12 warga Indonesia.
Insiden itu menjadi salah satu peristiwa paling kelam dalam sejarah perluasan Masjidil Haram.
Tujuh tahun kemudian, pengadilan Makkah menjatuhkan denda 20 juta riyal (Rp 81 miliar) kepada Binladin Group, perusahaan konstruksi yang bertanggung jawab atas proyek tersebut.
Namun, pengadilan membebaskan perusahaan dari kewajiban membayar diyat (uang darah) kepada keluarga korban.
Pemerintah Saudi memberikan santunan sebesar 1 juta riyal bagi keluarga korban tewas dan korban cacat, serta 500 ribu riyal untuk korban luka.
Meski pencairan santunan sempat tertunda akibat perbedaan data antara pemerintah Saudi dan Indonesia, cek senilai USD 6,133 juta akhirnya diterima Indonesia pada 2019.
ADVERTISEMENT